Konstruksi bangunan bertingkat, baik bangunan bertingkat atau tidak, unsur bahan beton sangat diperlukan bahkan mempunyai fungsi yang dominan. Oleh krena itu diperlukan unsur yang terkait dalam pengendalian dan pengawasan mutu (Quality Control ) beton. Para perencana konstruksi lebih cendrung memilih beton di karenakan beton memiliki sifat-sifat yang menguntungkan, sifat-sifat beton itu antara lain :
A. Bahan atau Material Beton
Sebelum beton digunakan untuk konstruksi, bahan beton harus disiapkan seperti semen, agregat kasar, agregat halus dan air. Semen yang digunakan adalah semen portland standar pabrik yaitu semen portland type 1. Agregat kasar adalah kerikil hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran antara 5 – 40 mm.
A. Bahan atau Material Beton
Sebelum beton digunakan untuk konstruksi, bahan beton harus disiapkan seperti semen, agregat kasar, agregat halus dan air. Semen yang digunakan adalah semen portland standar pabrik yaitu semen portland type 1. Agregat kasar adalah kerikil hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran antara 5 – 40 mm.
Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alam dari batu atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5.0 mm.
Air yang digunakan sebagai bahan campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan kimia.
B. Proses Pembuatan Beton Normal
Dalam proses pembuatan beton normal hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
1. Pemeriksaan bahan atau material beton harus sesuai dengan standar pemeriksaan beton seperti SNI, SKSNI, ASTM DAN AASHTO
2. Pemeriksaan Agregat Kasar
Pemeriksaan Agregat kasar yang digunakan dam proses campuran beton meliputi :
a.Pemeriksan berat isi
b.Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan
c.Pemeriksaan menggunakan analisa saringan
d.Pemeriksaan agregat dengan mesin Los Angeles
3. Pemeriksaan Agregat Halus
Pemeriksaan Agregat Halus yang digunakan dam proses campuran beton meliputi :
a.Pemeriksan berat isi
b.Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan
c.Pemeriksaan menggunakan analisa saringan
d.Pemeriksaan Organik Im Purities
4. Pemeriksaan Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih dan bebas dan tidak boleh mengandung asam, alkalin, bahan padat, bahan organik,minyak, lumut, gula, sulfar dan chlorida.
# Perencanaan Rancangan Campuran Beton ( Job Mix Design Concrete )
Tujuan dari proses perencanaan campuran beton adalah untuk mendapatkan komposisi atau proporsi campuran beton yang sesuai standar mutu beton sehingga beton yang digunakan pada konstruksi adalah mutu beton sesuai dengan rencana.
# Percobaab Campuran ( Trial Mix )
Setelah diketahui komposisi atau proporsi campuran beton selanjutnya dilakukan percobaab campuran ( Trial Mix ) pada mesin pengaduk sehingga diperoleh contoh – contoh uji yang dicetak sesuai kebutuhan yaitu kubus atau silinder.
# Slump Test
Percobaab Slump Test pada beton merupakan salah satu metoda yang digunakan untuk mengetahui Viscositas atau Kekentalan beton segar. Percobaab Slump Test dilakukan sebelum percetakan benda uji.
# Perendaman Benda Uji
Beton yang telah dicetak dalam benda uji, kemudian dikeluarkan dari cetakan setelah beton berumur 24 jam, kemudian benda uji direndalam bak air. Proses perendaman benda uji sesuai dengan umur beton yang direncanakan, misalnya 3, 7, 14, 21, 28 hari.
# Uji Kuat Tekan
Benda uji baik berupa kubus atau silinder selanjutnya dapat di uji tekan pada mesin tekan sesuai dengan umur beton yang telah direncanakan seperti diatas. Setelah benda uji kuat tekan dilakukan maka didapat atau dihasilkan Kuat Tekan Beton ( α hancur ).
# Pelaporan
Dari evaluasi uji kuat tekan tersebut akan didapat Nilai “Kuat Tekan Beton” yang dirancang, sehingga dapat diketahui tercapai atau tidaknya Kuat Tekan yang ditargetkan ( f’cr ). Dari hasil pemeriksaan keseluruhan dirangkum dalam bentuk laporan
# Pemeriksaan Beton Dengan Concrete Hammer Test
Pengujian kuat tekan beton dengan Concrete Hammer Test (Baca : Pengujian Beton Dengan Concret Hammer Test ). Maksud pengujian beton dengan alat Concrete Hammer test adalah untuk mengetahui kuat tekan beton yang telah di cor dilapangan. Pengujian beton dengan Concret Hammer Test dilakukan pada umur diatas 14 hari.
Demikianlah penjelasan tentang Proses Pembuatan Beton semoga penjelasan diatas dapat bermanfaat.
Dalam proses pembuatan beton normal hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
1. Pemeriksaan bahan atau material beton harus sesuai dengan standar pemeriksaan beton seperti SNI, SKSNI, ASTM DAN AASHTO
2. Pemeriksaan Agregat Kasar
Pemeriksaan Agregat kasar yang digunakan dam proses campuran beton meliputi :
a.Pemeriksan berat isi
b.Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan
c.Pemeriksaan menggunakan analisa saringan
d.Pemeriksaan agregat dengan mesin Los Angeles
3. Pemeriksaan Agregat Halus
Pemeriksaan Agregat Halus yang digunakan dam proses campuran beton meliputi :
a.Pemeriksan berat isi
b.Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan
c.Pemeriksaan menggunakan analisa saringan
d.Pemeriksaan Organik Im Purities
4. Pemeriksaan Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih dan bebas dan tidak boleh mengandung asam, alkalin, bahan padat, bahan organik,minyak, lumut, gula, sulfar dan chlorida.
# Perencanaan Rancangan Campuran Beton ( Job Mix Design Concrete )
Tujuan dari proses perencanaan campuran beton adalah untuk mendapatkan komposisi atau proporsi campuran beton yang sesuai standar mutu beton sehingga beton yang digunakan pada konstruksi adalah mutu beton sesuai dengan rencana.
# Percobaab Campuran ( Trial Mix )
Setelah diketahui komposisi atau proporsi campuran beton selanjutnya dilakukan percobaab campuran ( Trial Mix ) pada mesin pengaduk sehingga diperoleh contoh – contoh uji yang dicetak sesuai kebutuhan yaitu kubus atau silinder.
# Slump Test
Percobaab Slump Test pada beton merupakan salah satu metoda yang digunakan untuk mengetahui Viscositas atau Kekentalan beton segar. Percobaab Slump Test dilakukan sebelum percetakan benda uji.
# Perendaman Benda Uji
Beton yang telah dicetak dalam benda uji, kemudian dikeluarkan dari cetakan setelah beton berumur 24 jam, kemudian benda uji direndalam bak air. Proses perendaman benda uji sesuai dengan umur beton yang direncanakan, misalnya 3, 7, 14, 21, 28 hari.
# Uji Kuat Tekan
Benda uji baik berupa kubus atau silinder selanjutnya dapat di uji tekan pada mesin tekan sesuai dengan umur beton yang telah direncanakan seperti diatas. Setelah benda uji kuat tekan dilakukan maka didapat atau dihasilkan Kuat Tekan Beton ( α hancur ).
# Pelaporan
Dari evaluasi uji kuat tekan tersebut akan didapat Nilai “Kuat Tekan Beton” yang dirancang, sehingga dapat diketahui tercapai atau tidaknya Kuat Tekan yang ditargetkan ( f’cr ). Dari hasil pemeriksaan keseluruhan dirangkum dalam bentuk laporan
# Pemeriksaan Beton Dengan Concrete Hammer Test
Pengujian kuat tekan beton dengan Concrete Hammer Test (Baca : Pengujian Beton Dengan Concret Hammer Test ). Maksud pengujian beton dengan alat Concrete Hammer test adalah untuk mengetahui kuat tekan beton yang telah di cor dilapangan. Pengujian beton dengan Concret Hammer Test dilakukan pada umur diatas 14 hari.
Demikianlah penjelasan tentang Proses Pembuatan Beton semoga penjelasan diatas dapat bermanfaat.
No comments:
Post a Comment