Tipe Kontrak Pekerjaan konstruksi

Pekerjaan proyek konstruksi dari awal hingga selesai memerlukan unsur-unsur pendukung proyek konstruksi. Ada tiga unsur pokok yang menjadi pendukung keberhasilan dari suatu proyek konstruksi yaitu Pemilik atau Pemodal (Owner), Tenaga Ahli (Konsultan Teknik) dan Kontraktor atau pemborong.

Kontrak Lump-Sum,kontrak Unit-Price dan kontrak Cost-Plus


Dalam bidang pembangunan fisik terdapat tipe kontrak pekerjaan konstruksi, sejalan dengan jenis pekerjaan dan besarnya resiko dari pemilik dan kontraktor. Kontrak dengan resiko minimum bagi pemilik tentu saja berarti resiko maksimum bagi kontraktor. Itulah yang disebut kontrak putar kunci ( turn key contract ). Sebaliknya kontrak dengan resiko maksimum bagi pemilik berarti resiko minimum bagi kontraktor. Kontrak seperti ini disebut Charter contract

Penjelasan berikut menjelaskan macam-macam kontrak sesuai dengan besanya resiko bagi Pemilik dan Kontraktor.

Resiko Pemilik         Macam Kontrak              Resiko Kontraktor
     0 %                            Turn key                         100 %
                                    Lump – Sum
                                   Target contract
                                   Frame contrakt
     50 %                         Unit - price                        50 %
                                     Cost - Plus
   100 %                        Charter                                0 %

Dari penjelasan macam-macam kontrak diatas, akan dijelaskan hanya tiga jenis kontrak yang umumnya di kenal yaitu :
1. Kontrak Lump – Sum
2. Kontrak Unit – Price
3. Kontrak Cost – Plus

Kontrak-kontrak Lump – Sum dan Unit – Price termasuk kontrak harga tetap ( Fixed price contract ), sedangkan kontrak Cost Plus adalah kontrak harga tidak tetap, disebut juga kontrak pembayaran kembali pengeluaran. Kontrak harga tetap ( Fixed price contract ) berarti pembayaran harga borongan kontraktor dilaksanakan edasarkan harga satuan ( rates unit price ) dan harga Lump – Sum yang tetap (tidak berubah) yaitu pembayaran harga borongan kontraktor bedasarkan yang terdapat di dalam tender atau penawaran.

Untuk kontrak Cost Plus dimana pembayaran harga borongan kontraktor dibayar bedasarkan biaya ( Cost ) yang dikeluarkan oleh kontraktor untuk pekerjaan (biasanya berlainan dari taksiran awal) ditambah jasa (fee) sebagai keuntungan dan ongkos tata usaha kontrakor. Penjelasan lebih terperinci dari masing-masing kontrak Lump-Sum, kontrak Unit-Price dan kontrak Cost – Plus akan dijelaskan pada artikel berikutnya. (Sumber: industri Jasa Konstruksi Pemborong, ir.M.Napitupulu, Dipl.HE)

Demikianlah penjelasan tentang tipe-tipe kontrak pekerjaan konstruksi semoga bermanfaat, terimah kasih.
Baca Artikel...

Lensa Konveks Dan Lensa Konkaf

Konstruksi alat ukur tanah dalam perkembangan selalu menyesuaikan dengan maksud dan penggunaan alat ukur tanah tersebut. Ada alat ukur tanah yang digunakan untuk mengukur beda tinggi antara dua titik biasa kita kenal dengan sebutan alat penyipat datar atau alat ukur Watervas.

Ada juga alat ukur yang digunakan untuk mengukur sudut-sudut yaitu alat ukur Theodolit, serta ada juga alat ukur yang digunakan untuk pengukuran guna untuk pembuatan peta yaitu Boussole tranche montagne, plancet.

Lensa Konveks dan lensa Konkaf


Meskipun konstruksi alat ukur tanah berlainan tetapi ada beberapa bagian pada alat ukur tanah ini yang bagiannya sama, jadi ada bagian-bagian yang selalu didapat pada alat ukur tanah. Bagian-bagian yang selalu sama pada alat ukur tanah yaitu Lensa dan Teropong. Dikesempatan ini yang akan dibahas adalah alat Lensa untuk Teropong akan dibahas pada kesempatan berikutnya.

Lensa salah satu bagian dari alat ukur tanah, dimana Lensa merupakan benda yang terbuat dari bahan gelas dan dibatasi oleh dua bidang lengkung dari bulatan (bola). Kedua bidang bulatan ini tidak perlu mempunyai jari-jari yang sama. Garis lurus yang menghubungkan dua titik pusat kedua bidang bulatan dinamakan sumbu Optis lensa itu. Titik pusat optis lensa letak pada sumbu optis lensa.

Lensa dapat dibagi dalam dua macam. Pertama Lensa yang mempunyai tebal terbesar ditengah dan dinamakan Lensa Konveks, sedangkan Lensa yang mempunyai tebal di tepi dinamakan Lensa  Konkaf.

Alat-alat optis kebanyakan mempunyai lebih dari satu Lensa. Lensa-Lensa pada alat optis harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga sumbu optis Lensa-lensa itu berimpit. Suatu lensa mempunyai satu jarak titik api ( F ) dan dua titik api ( F1 ) dan ( F2 ). Kedua titik api ini letak di sumbu optis lensa dengan jarak F dari titik pusat optis lensa. 

Untuk lensa-lensa Konveks jarak titik titik api F diberi tanda Positif ( + ) dan lensa-lensa Konkaf jarak titik titik api F diberi tanda Negatif ( - ). Lensa-lensa Konveks titik api ( F1 ) diletak disebelah kiri lensa dan titik api ( F2 ) diletak disebelah kanan lensa. Lensa-lensa Konkaf titik api ( F1 ) diletak disebelah kanan lensa dan titik api ( F2 ) diletak disebelah kiri lensa.

Lukisan guna mencari banyangan pada lensa dapat dilakukan dengan mengingat dalil-dalil sebagai berikut :
1. Semua sinar cahaya yang melalui titik pusat optis lensa berjalan terus tidak dibias.
2. Semua sinar cahaya yang datang pada lensa sejajar dengan sumbu optis lensa, setelah dibias akan melalui titik api F2
3. Semua sinar cahaya yang melalui titik api F1 akan dibias sejajar dengan sumbu optis lensa.

Demikianlah penjelasan singkat dari Lensa Konveks dan lensa Konkaf yang merupakan salah satu bagian dari alat ukur tanah. Terimah kasih.
Baca Artikel...

Spesifikasi Teknik Beton Pracetak Untuk Lining Saluran Irigasi

Untuk menjaga agar kualitas dan kuantitas dari mutu beton Pracetak bermutu perlu adanya suatu Spesifikasi Teknis dari komposisi campuran beton Pracetak.

Proses pencampuran beton Pracetak baik di konstruksi jalan, jembatan, gedung dan irigasi perlu adanya acuan, standar atau Spesifikasi Teknis. Sehingga beton Pracetak yang telah selesai dibuat mempunyai kekuatan lentur dan kuat tekan karakteristik.
Spesifikasi Teknik Saluran Irigasi



Beton pracetak harus mempunyai suatu kuat lentur dan kuat tekan karakteristik minimum sesuai dengan  SNI 1972  tentang Cara uji slump beton,  SNI 1974  tentang Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder yang dicetak dan  SNI 4431 tentang Cara uji kuat lentur.

Penggunaan beton Pracetak untuk lining saluran irigasi harus sesuai dengan penjelasan diatas. 

Berikut ini bisa dijadikan referensi untuk digunakan dalam melaksanakan pembuatan Beton Pracetak dalam pekerjaan pelaksanaan pembuatan Lining saluran irigasi. 

1. SNI 1969, Cara uji berat jenis penyerapan  air agregat kasar
2. SNI 1970, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus
3. SNI 1972, Cara uji slump beton
4. SNI 1974, Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder yang dicetak
5. SNI 2417, Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles
6. SNI 4431, Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan
7. SNI 03 - 2495, Spesifikasi  bahan tambahan untuk beton
8. SNI 03 - 2834, Tata cara pembuatan rencana  campuran beton normal
9. SNI 03 - 4433, Spesifikasi beton siap pakai
10. SNI 03 - 4804, Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam agregat


Selain mengacu pada persyaratan diatas, persyaratan lain  bisa dijadikan referensi yaitu : 

1. Persyaratan Beton (Bagian 6 dan 9 Pedoman Penggunaan Beton Pracetak Pada Saluran Irigasi)
2. Persyaratan Tulangan (Bagian 9 Pedoman Penggunaan Beton Pracetak Pada Saluran Irigasi)
3. Persayaratan kerja (Bagian 8 Pedoman Penggunaan Beton Pracetak Pada Saluran Irigasi)
4. Persyaratan peralatan (Bagian 7 Pedoman Penggunaan Beton Pracetak Pada Saluran Irigasi)

Demikianlah penjelasan Spesifikasi Teknik Beton Pracetak Untuk Lining Saluran Irigasi. Semoga bermanfaat. Terimah kasih.
Baca Artikel...

Desain Beton Pracetak Untuk Lining Saluran Irigasi

Desain Beton Pracetak Untuk Lining Saluran Irigasi sebagai berikut:
1. KP 03 Saluran
2. Kekuatan beton K-225 di tempat atau K-300 Pabrikasi
3. Kondisi tanah (kemiringan tidak menyebabkan tekanan aktif, tidak ekspansif/ekspansif kecil)
4. Bentuk penampang dan jenis saluran (penentuan bentuk panel atau profil)
5. Metoda pengangkutan dan pemasangan.
6. Jalan inspeksi
7. Muka air pada saat musim kering dan jagaan
8. Frame bila tanah ekspansif kecil

Dimensi yang harus diperhatikan dalam Desain Beton Pracetak Untuk Lining Saluran Irigasi sebagai berikut:
1. Tebal desain beton pracetak : 7 – 10 cm
2. Lebar dan panjang yang optimal (meminimalkan panjang sambungan dan memudahkan pengangkutan dan pemasangan)
3. Desain sambungan lidah dan alur
4. Sambungan dengan dowel/tie bar
5. Tulangan

Desain beton pracetak untuk lining saluran irigasi


Toleransi Dimensi Panel Pracetak
Pelaksanaan produksi panel pracetak haru sesuai  dengan dimensi dan detail  sesuai  dengan dimensi  serta mengikuti persyaratan dalam Tabel berikut :
Beton pracetak harus mempunyai suatu kuat lentur dan kuat tekan karakteristik minimum sesuai dengan  SNI 1972  tentang Cara uji slump beton,  SNI 1974  tentang Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder yang dicetak dan  SNI 4431 tentang Cara uji kuat lentur.
Profil - profi l  beton pracetak tersebut  mempertimbangkan berat, panjang  dan lebar untuk  pengangkutannya. Sambungan antar profil tersebut harus  meminimalisir dari kebocoran.

Desain sambungan lidah dan alur
Sambungan melintang jenis lidah dan alur  (shear  key) harus memperhatikan  hal - hal sebagai berikut:
1. Dimensi lidah alur sambungan melintang dan perkuatannya harus kuat sehingga tidak retak pada saat penyambungan lidah dan alur.
2. Lokasi  lidah alur harus dilekatkan  atau  disambung dengan perekat untuk beton  pracetak 

Panel Beton Pracetak
Persyaratan  panel  beton  pracetak  adalah  sebagai  berikut :
1. Panel-panel  beton  pracetak  yang  dibuat  dipabrik  dan memerlukan  pengangkutan  jarak  jauh ,  mutu  minimum yang dianjurkana dalah beton  K-300.
2. Panel-panel  beton  pracetak  yang  dibuat  langsung  dilokasi pekerjaan,  mutu  minimum yang  dianjurkan  adalah beton K-225.
3. Penentuan  tipe  dan  dimensi  beton  dengan mempertimbangkan  metode  pelaksanaan  pekerjaan ,  misal jenis  dan  bentuk  saluran ,  kondisi  tanah dan  pengeringan.
4. Campuran  beton normal  mengacu pada  SNI.
5. Panel  beton  pracetak  perlu  diberi  identitas  untuk mempermudah  penempatan  panel,  sesuai  dengan posisinya ;
6. Bila  panel  ditempatkan  pada  daerah  tikungan , dimensi / bentuk  panel  perlu  disesuaikan  dengan  geometri yan gada  dan  diperinci  dalam  gambar 

Batang  pengikat  ( tie bar)  mempunyai  persyaratan :
1. Harus  terbuat  dari  batang  baja  polos / ulir dengan  diameter  minimum  sesuai  denga  SNI 03 - 6812  tentang  Spesifikasi  anyaman  kawat baja  polos  yang  dilas  untuk  tulangan beton.
2. Tie  bar  harus  dilapisi  bahan  perekat beton sesuai  dengan  ketentuan .
3. Batang  pengikat dipasok  dalam  bentuk  ikatan dengan  panjang  tertentu  sesuai  dengan  persyaratan  yang  ditentukan ,  dalam  kondisi baik  dan  bebas  dari  bahan  pengotor ,  misal  : karat,  kotoran ,  bahan  lain yang  lepas,  minyak, gemuk,  cat,  lumpur,  atau  bahan - bahan  lainnya yang  tidak  dikehendaki;

Baja Tulangan
Penggunaan Baja  tulangan pada konstruksi harus  bebas dari  kotoran ,  minyak, lemak,  bahan-bahan  organik  lainnya ,  karat ,  kerak , yang dapat  mempengaruhi  ukuran serta  sifat fisik  harus  dibersihakan  sesuai  yang  disyaratkan  SNI  03 - 6812  tentang  Spesifikasi anyaman  kawat  baja  polos  yang  dilas  untuk tulangan   beton.

Bahan Penutup Sambungan
Bahan untuk penutup sambungan (Join Sealant) harus dapat dituangkan dalam keadaan panas dan dapat menutup seluruh celah dan kedap air. Tata cara pelaksanaan di lapangan harus sesuai dengan yang dianjurkan oleh pabrik.

Demikianlah penjelasan Desain Beton Pracetak Untuk Lining Saluran Irigasi. Semoga bermanfaat. Terimah kasih.

Baca Artikel...

Pedoman Penggunaan Beton Pracetak Pada Saluran Irigasi

A.Umum

Bahwa pelaksanaan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi prasarana irigasi bergantung pada kondisi cuaca, kondisi topografi,kondisi geologis, jadwal tanam, kondisi sosial masyarakat dan lamanya waktu pelaksanaan sehingga  memerlukan jenis konstruksi bangunan irigasi yang sesuai. Penggunaaan beton pracetak pada saluran irigasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pekerjaan, mempercepat dan mempermudah proses pelaksanaan pekerjaan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi.

Beton pracetak pada saluran irigasi
Bahwa untuk menguraikan prosedur pelaksanaan pembuatan beton pracetak dalam rangka pelaksanaan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi dengan menggunakan beton pracetak tipe panel,pancang dan profil, perlu disusun pedoman penggunaan beton  pracetak pada saluran irigasi dengan ketentuan sebagai berikut :


B.Dasar Pembentukan
1.Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan  Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225)

2.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16)

3.Peraturan Menteri  Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat  Nomor   06/PRT/M/2015  tentang Eksploitasi Dan Pemeliharaan  Sumber Air Dan Bangunan Pengairan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 531).

4.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang  Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Dan  Perumahan  Rakyat (Berita  Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881).

5.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 537)

6.Peraturan  Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2015  tentang  Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis  Kementerian  Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1007) 

C.Maksud dan Tujuan
Maksud dari Pedoman Penggunaan Beton Pracetak Pada Saluran Irigasi  yaitu sebagai pedoman bagi Balai Besar  Wilayah Sungai / Balai Wilayah  Sungai di Direktorat Jenderal Sumber  Daya Air dalam melakukan  kegiatan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi dengan  menggunakan lining beton pracetak.

Tujuan dari Pedoman Penggunaan Beton Pracetak Pada Saluran Irigasi untuk memperjelas prosedur penggunaan beton pracetak dengan tipe panel, pancang dan profil untuk lining saluran  beton dalam rangka melakukan kegiatan pembangunan peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi.

D.Ruang Lingkup
Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi :
1.Tahapan pembuatan lining saluran beton pracetak untuk. melakukan kegiatan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi.
2.Pengendalian Mutu pembuatan beton pracetak untuk lining saluran irigasi.

E. Materi Muatan
1. Tahapan pembuatan lining saluran beton pracetak terdiri dari Tahap Perencanaan dan Tahap Pelaksanaan.
a.Tahap Perencanaan:
Pada tahap perencanaan BBWS/BWS harus:
     1.Menentukan kondisi tanah yang akan digunakan
     2.Menentukan tipe atau jenis lining beton pracetak
     3.Membuat desain lining  beton pracetak
     4.Menentukan peralatan yang akan digunakan.

b.Tahap Pelaksanaan :
   Pada tahap pelaksanaan BBWS/BWS harus :
     1.Menentukan lokasi pencetakan beton pracetak
     2.Menentukan bahan cetakan beton pracetak
     3.Menentukan pelaksanaan produksi panel pracetak
     4.Percobaan penempatan panel dilapangan
     5.Pelaksanaan pemasangan panel beton pracetak.

2. Pengendalian  Mutu .
Dalam menerapkan pembuatan saluran irigasi menggunakan  beton pracetak mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan BBWS/BWS harus memperhatikan pengendalian mutu melalui:
a. Pengujian Sifat Kemudahan Pengerjaan;
b. Pengujian Kekuatan;
c. Penerimaan Panel Pracetak 
d. Penerimaan Unit - unit;
e. Penerimaan Sebelumny a ;
f. Perbaikan atas pekerjaan beton tidak memenuhi ketentuan ;
g. Uji pengaliran 

Dalam melaksanakan peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi dengan menggunakan beton pracetak, penerapan keselamatan dan kesehatan kerja perlu di perhatikan. Keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai pengertian pemberian perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi, dan lingkungan sekitar tempat kerja. Kontraktor sebagai Penyedia jasa wajib menyediakan dan melaksanakan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Demikianlah penjelasan tentang pedoman penggunaan beton pracetak pada saluran irigasi. Semoga bermanfaat. Terimah kasih.

Baca Artikel...