Showing posts with label Agregat. Show all posts
Showing posts with label Agregat. Show all posts

Ruang Lingkup Penyelidikan Dan Pengujian Teknik Sipil

Teknik Sipil merupakan salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana cara merencana, membangun dan merenovasi suatu bangunan seperti gedung, jalan jembatan dan infrastruktur lainnya. 

Teknik Sipil mempunyai ruang lingkup yang luas sehingga dalam pelaksanaannya melahirkan cabang-cabang ilmu teknik sipil. Di dalam keseharian kita mengenal Teknik Sipil dengan istilah Sipil Kering dan Sipil Basah. Apa maksud dari penjelasan sipil kering dan sipil basah tersebut…???

Ruang Lingkup Penyelidikan Dan Pengujian Teknik Sipil

Sipil Kering umunya tertujuh pada suatu konstruksi seperti gedung, jalan raya, jembatan. Sedangkan Sipil Basah tertujuh pada bidang Sumber Daya Air (SDA) seperti Teknik Irigasi. Seiring dengan pesatnya laju teknologi, maka lahirlah cabang-cabang Ilmu Teknik Sipil. Seperti Teknik lingkungan, Transportasi, Hidrologi, Manajemen Konstruksi, Struktural, Geoteknik dan Informatika Teknik Sipil.

Dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi, baik sebelum pelaksanaan dan saat waktu pelaksanaan berjalan maka di lakukan suatu penyelidikan dan pengujian terhadap material. Berikut penjelasan singkat beberapa penyelidikan dan pengujian.


Penyelidikan Tanah Lapangan

a) Pengeboran Geoteknik;
b) Standard Penetration Test (SPT);
c) Sondir;
d) Sampling Undistrubed Sampel;
e) Sampling Distubed Sampel;
f) Dynamic Cone Penetrometer (DCP);
g) California Bearing Ratio (CBR) Lapangan;
h) Plate Load Test;
i) Sandcone;
j) Electrical Density Gauge;
k)Geolistrik/Soil Resistivity.


Pengujian Laboratorium Tanah & Batuan

a) Berat Jenis Tanah;
b) Kadar Air Tanah & Batuan;
c) Batas Atterberg;
d) Bobot Isi Tanah;
e) Analisa Butiran Tanah;
f) Indeks Propertis Batuan;
g) Kuat Geser Tanah;
h) Kuat Geser Batuan;
i) Kuat Tekan Tanah;
j) Kuat Tekan Batuan;
k) Triaksial Tanah;
l) Triaksial Batuan
m) Kuat Tarik Belah Batuan;
n) Point Load Index;
o) Konsolidasi Tanah;
p) Pemadatan Tanah;
q) CBR Laboratorium;
r) Permeabilitas Tanah & Batuan;
s) Kuat Lekang (Slake Durability);
t) Kandungan Kimia;
u)Analisa Mineralogi.


Pengujian Laboratorium Material Agregat, Semen

a) Berat Jenis & Penyerapan Agregat Kasar & Halus;
b) Kadar Air Agregat;
c) Agregat Lolos No. 200;
d) Gumpalan Lempung & Butir Mudah Pecah;
e) Bobot Isi Agregat;
f) Los Angeles Abrasi;
g) Analisa Saringan;
h) Bahan Organik dalam Agregat Halus;
i) Kepipihan & Kelonjongan Agregat;
j) Kekekalan Agregat;
k) Berat Jenis Semen;
l) Waktu Pengikatan & Konsistensi Normal Semen;
m) Desain Pencampuran LPA (Mix Desain LPA);
n) Desain Pencampuran Beton (Mix Desain Beton);
o) Kuat Tekan Beton;
p) Kuat Lentur Beton;
q) Kuat Tekan Material (Mortar, Bata Merah, Bata Ringan).


Pengujian Material Agregat

a. Berat Jenis & Penyerapan Agregat Kasar;
b. Berat Jenis & Penyerapan Agregat Halus;
c. Kadar Air Agregat;
d. Bobot Isi dan Rongga Udara Agregat;
e. Analisa Saringan Agregat;
f. Kandungan Zat Organik Agregat Halus;
g. Los Angeles Abrasi (Keausan Agregat);
h. Kepipihan Agregat;
i. Kelonjongan Agregat;
j. Kekekalan Agregat dengan Natrium Sulfat;
k.Nilai Kehancuran Agregat.


Pengujian Perkerasan Jalan

a. Kepadatan/Kompaksi Tanah;
b. CBR Laboratorium;
c. Butiran Pecah Agregat;
d. Gumpalan Lempung & Butir Mudah Pecah;
e. Rancangan Campuran Lapis Pondasi Agregat;


Pengujian Geoteknik

a. Batas Atterberg Tanah;
b. Bobot Isi Tanah;
c. Berat Jenis Tanah;
d. Kadar Air Tanah;
e. Analisa Ukuran Butiran Tanah;
f. Kuat Geser Langsung Tanah;
g. Kuat Tekan Bebas Tanah;
h. Triaksial Tanah;
i. Konsolidasi Satu Dimensi Tanah;
j. Permeabilitas;
k.Indeks Propertis Batuan.


Pengujian Beton & Material

a) Berat Jenis Semen;
b) Waktu Pengikatan & Konsistensi Normal Semen;
c) Indeks Kekuatan;
d) Rancangan Pencampuran Beton;
e) Kuat Tekan Beton;
f) Kuat Lentur Beton;
g) Kuat Tekan Bata Merah;
h) Kuat Tekan Bata Ringan;
i) Kuat Tekan Paving Block;
j) Uji Ukuran dan Berat Material;
k) Uji Tarik;
l) Uji Lengkung;


Pengujian Air Asam Tambang & Kimia

a. pH Pasta;
b. EC pasta;
c. Kapasitas Penetralan Asam (ANC);
d. Penentuan Asam Neto (NAG);
e. Potensi Keasaman Maksimum (MPA);
f. Nilai Potensi Produksi Asam Netto (NAPP);
g. Rasio Potensi Penetralan (NPR);
h. Kandungan Pasir Silika;
i. Kandungan Pasir Zirkon;
j. Kesuburan Tanah;
k. Kandungan LimeStone;
l. Kandungan Lempung;
m. Kandungan Mineralogi;
n. Petrografi.


Pengujian Barang Curah Padat

a) Transportable Moisture Limit (TML);
b) Combustible Solids;
c) Self-heating Solids;
d) Corrosive Solids;
e) Toxic Solids.


ANALISA DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

1.Analisa Air:
   a) Air Minum;
   b) Air Limbah (Settling Pond, Domestik, Oil Trap, Blowdown Boiler, Sawit, dll);
   c) Air Sungai/Permukaan;
   d) Air Laut;
   e) Air Sumur Pantau;
   f) Air Danau;
   g) Air untuk keperluan higiene dan sanitasi;
2.Analisa Mikrobiologi;
3.Analisa Biologi (Plankton, Benthos);
4.Analisa Udara Ambient dan Emisi;
5.Analisa Kesuburan Tanah;
6.Analisa CPO;
7.Monitoring Lingkungan dan Lingkungan Kerja.


Inspeksi

a) Pile Drive Analyzer (PDA);
b) Pile Integrity Tester (PIT);
c) Crosshole Sonic Logging (CSL);
d) Uji Hammer Beton;
e) Rebar Scanner;
f) Core Drill Beton;
g) Stockpile Survey;
h) Quantity Survey;
i) Distance Survey;
j) Survey Topografi;
k) Survey Bathymetri;
l) Asesemen Konstruksi.


INSPEKSI LAPANGAN

a) Pengeboran Dalam / Deep Boring;
b) Pengujian SPT (Standard Penetration Test);
c) Pengujian Sondir / Dutch Cone Penetrometer;
d) Pengujian DCP (Dynamic Cone Penetrometer);
e) Pengujian Kepadatan Tanah Lapangan dengan Sandcone;
f) Pengujian Kepadatan Tanah Lapangan dengan Electrical Density Gauge (EDG);
g) Pengujian CBR Lapangan;
h) Pengambilan Sampel Tanah Tak Terganggu / Sampling UDS;
i) Geolistrik atau Soil Resistivity;
j) Pengujian Kekuatan Tiang Pancang (PDA test);
k) Pengujian Keutuhan Tiang Pancang (PIT test).

Demikian penjelasan ruang lingkup penyelidikan dan pengujian dalam bidang Teknik Sipil. Terimah kasih.


Baca Artikel...

Pengertian Dan Klasifikasi Agregat

Dalam pekerjaan konstruksi terutama pekerjaan beton salah satu bahan pencampur beton adalah  “Agregat “ selain bahan lainnya seperti semen, pasir dan air. Agregat adalah bahan berbutir yang mempunyai komposisi mineral seperti pasir, kerikil, batu kapur atau batu pecah atau mineral lain baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral padat dan mempunyai ukuran besar maupun kecil atau fragmen-fragmen.
Pengertian Dan Klasifikasi Agregat


Penggunaan agregat selain untuk bahan campuran beton juga bisa digunakan untuk pengunaan lain seperti lapis perkerasan jalan, bantalan kereta api dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan pekerjaan Lapis Perkerasan Jalan penggunaan agregat terdiri dari Agregat Kelas C, Agregat Kelas B dan Agregat Kelas A.

Pengertian Agregat adalah bahan berbutir yang mempunyai komposisi mineral seperti pasir, kerikil,
bahan kapur atau batu pecah. Dalam pemakaian agregat, persyaratan sebagai berikut :
1.Bentuk butiran
2.Gradasi
3.Derajat kejenuhan (clean liness)
4.Daya tahan terhadap abrasi
5.Pola permukaan
6.Keadaan pori-pori
7.Daya pelekatan aspal, dan
8.kekeringan agregat


Klasifikasi Agregat

1. Agregat Ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering dan gembur mempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang.

2. Agregat Halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi _alami_ bantuan atau pasir yang dihasilkan oleh inustri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm.

3. Agregat Kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari bantuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm dan mempunyai ukuran butiran lebih lebih besar dari saringan No.88 (2,36 mm)

4. Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos saringan no. 30 (0,06 mm)
agregat kasar dan agregat halus

Bedasarkan ukurannya, agregat dibagi menjadi agregat kasar dan agregat halus.
1. Agregat kasar, adalah agregat dengan ukuran butirnya tertahan pada saringan No. 4 dan dapat berupa kerikil atau batu pecah ( butir ≥ 5 mm ).
Ukuran agregat kasar terdiri dari 10 mm, 20 mm dan 40 mm dengan susunan gradasi ideal sebagai berikut :
1 : 2 untuk 10 mm dan 20 mm,
1 : 1 ½ : 3 untuk 10 mm, 20 mm dan 40 mm

2. Agregat halus adalah agregat dengan ukuran butirnya lewat pada saringan No. 4 dan dapat berupa pasir alam atau batu pecah kecil ( butir < 5 mm ).

Demikianlah penjelasan tentang Pengertian dan klasifikasi Agregat semoga penjelasan diatas dapat bermanfaat.
Baca Artikel...