Showing posts with label Kayu. Show all posts
Showing posts with label Kayu. Show all posts

Jenis Struktur Konstruksi Atap

Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang mana atap berfungsi sebagai penutup atau pelindung baik dari panas matahari maupun hujan. 

Stuktur atap terdiri dari tiga bagian utam yaitu rangka kuda-kuda, Gording dan Penutup Atap. 

Sedangkan penutup atap itu sendiri didukung oleh struktur rangka atap yang mana terdiri atas kuda-kuda, gording, usuk dan reng.


Jenis Struktur Konstruksi Atap


Jenis Struktur Konstruksi Atap terdiri dari Struktur Dinding Rangka Kayu, Kuda-Kuda dan Rangka Kayu,Struktur Baja Konvensional dan Struktur Baja Ringan. 

Selain itu ada juga struktur konstruksi atap dari Dak Beton yang bisa digunakan sebagai atap datar. 

Jenis Struktur Konstruksi Atap Berdasarkan Bentuk Atap terdiri atas : 

1. Atap Pelana 

2. Atap Limasan 

3. Atap Perisai

4. Atap Perisai Buntung

5. Atap Pelana Lengkung

6. Atap Kemah (Limas)

7. Atap Kerucut

8. Atap Menara

9. Atap Gergaji atau Gerigi 

10. Atap Tenda Patah (Joglo) dengan Soko Guru 

11. Atap Tenda Patah (Joglo) tanpa Soko Guru 


GAMBAR ATAP


Konstruksi Atap Pelana


Konstruksi Atap Gergaji atau Gerigi


Konstruksi Atap Joglo dengan Soko Guru


Konstruksi Atap Joglo Tanpa Soko Guru


Demikian penjelasan singkat tentang Jenis Struktur Konstruksi Atap. Terimah kasih.

Baca Artikel...

Jenis Kayu Sebagai Bahan Konstruksi

Dalam kurun waktu tertentu Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi harus di  cari alternatif pengganti kayu, mengingat berkurangnya hutan akibat penebangan liar, terjadinya kebakaran hutan dan di berbagai negara hutan dijadikan sebagai ekosistem dunia.


Jenis Kayu Sebagai Bahan Konstruksi


Untuk keperluan bangunan penggolongan jenis-jenis kayu  dapat dilakukan menurut Keawetan, Kekuatannya dan Pemakaiaanya.

A. Tingkat Keawetan Kayu
Untuk menentukan Keawetan Kayu didasarkan pada daya tahan kayu terhadap pengaruh air tanah, hujan, panas matahari dan serangga maupun cendawan.

B. Tingkat Kakuatan Kayu
Kekuatan atau keteguhan kayu adalah perlawanan yang dikerjakan oleh kayu terhadap perubahan-perubahan bentuk yang disebabkan oleh gaya-gaya luar.

 Ada beberapa faktor dalam menentukan kekuatan kayu antara lain :
1. Bekerjanya Gaya terhadap arah serat kayu: kekuatan tarik dan tekan pada arah aksial jauh lebih besar dari pada arah radial.
2. Kadar Air; makin banyak kadar air yang dikandung oleh kayu, maka kekuatan kayu akan menurun dan sebaliknya.
3. Berat Jenis: makin tinggi berat jenis kayu, maka kekerasan dan kekuatannya akan bertambah, atau berat jenis kayu berbanding lurus dengan kekerasan dan kekuatan kayu,akan tetapi kadang-kadang terjadi suatu penyimpangan karena keadaan susunan kayu itu sendiri bermacam-macam.

Biasanya untuk menentukan tingkat kekuatan kayu didasarkan atas benda uji terhadap Kuat lengkung/lentur, kuat desak dan berat jenis dari pada kayu. Untuk benda uji terhadap kuat tarik jarang dilakukan.

Pada tabel dibawah ini dapat dilihat Kelas Kuat Kayu

Kelas Kuat Kayu


C. Tingkat Pemakaian Kayu
Untuk menentukan tingkat pemakaian kayu didasarkan pada tingkat keawetan dan kekuatan kayu. Pemakaian kayu sebagai bahan konstruksi untuk tujuan tertentu dapat dibagi atas lima tingkatan yaitu :
1. Tingkat I : Pemakaian kayu pada tingkat I untuk konstruksi berat yang dibangun diluar (tidak terlindung) dan terkena tanah lembab. Jenis kayu yang termasuk dalam golongan ini yaitu kayu Jati, kayu Johar, kayu Sonokeling, kayu Belian.

2. Tingkat II : Pemakaian kayu pada tingkat II untuk konstruksi berat tidak terlindung dan tidak terkena tanah lembab. Jenis kayu yang termasuk dalam golonga ini antara lain kayu Rasamala, kayu Merawan dan kayu walikukun.

3. Tingkat III : Pemakaian kayu pada tingkat III untuk konstruksi berat dan terlindung. Jenis kay yang termasuk dalam golongan ini adalah kayu Kampier, kayu Keruwing, kayu Mahoni dan kayu Jamuju.
   
4. Tingkat IV : Pemakaian kayu pada tingkat IV untuk konstruksi yang ringan dan terlindung ( didalam rumah). Jenis kayu yang termasuk dalam golonagn ini antara lain kayu Meranti, kayu Suren, kayu pulai dan kayu Durian.

5. Tingkat V : Pemakaian kayu pada tingkat V untuk konstruksi yang ringan yang bersifat sementara. 
Jenis kayu yang termasuk dalam golongan ini yaitu kayu-kayu yang kurang awet dan mempunyai kekuatan dibawah tingkat pemakaian IV.


Demikianlah penjelasan singkat mengenai Jenis Kayu Sebagai Bahan Konstruksi. Semoga bermanfaat dan Terimah kasih.

Baca Artikel...

Sifat Sifat Kayu Sebagai Bahan Konstruksi

Penggunaan kayu sebagai bahan konstruksi saat ini masih dipergunakan untuk berbagai macam keperluan seperti untuk bahan pembuatan konstruksi bangunan dan keperluan lainnya. Penggunaan kayu untuk bahan bangunan yang relatif cukup mudah dan bila ada kerusakan dengan mudah dapat diganti dan bisa diperoleh dalam waktu yang singkat,kayu mempunyai sifat elastis sampai batas-batas tertentu bila kayu terawat dengan baik akan tahan lama (awet).

Sifat-sifat kayu sebagai bahan konstruksi


Disamping itu juga kayu mempunyai kelemahan-kelemahan yang kurang menguntungkan seperti kayu kurang Homogin ketidaksamaan sebagai hasil tumbuhan alam, biasanya terdapat cacat pada pada kayu itu sendiri dan kayu mudah terbakar. Kayu dapat memuai dan menyusut dengan perubahan-perubahan kelembaban.

Meskipun kayu tetap elastis dengan pembebanan tertentu yang berjangka lama pada suatu balok akan terjadi lendutan yang cukup besar. Untuk itu sebelum kayu dipergukan sebagai bahan untuk konstruksi, sebaiknya terlebih dahulu mengetahui bangunan kayu dan sifat-sifatnya untuk keperluan konstruksi. 

Kayu sebagai bahan untuk keperluan bangunan umumnya mempunyai sifat-sifat yaitu:
1. Kayu dianggap anisotropis, artinya kayu mempunyai sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut arah sumbu longitudinal (sejajar serat-serat), sumbu tangensial (garis singgung gelang-gelang pertumbuhan) dan sumbu radial (tegak lurus pada gelang-gelang/lingkaran pertumbuhan).
2. Kayu dianggap higroskopis, artinya kayu dapat kehilangan dan bertambahnya kadar air yang disebabkan oleh keadaan kelembaman suhu sekitarnya. Kadar air kayu yang kecil atau rendah akan menambah keawetan kayu.
3. Kayu yang tersusun atas sel-sel mempnyai type yang bermacam-macam. Sel-sel kayu yang dibentuk oleh kambium pada musim hujan jadi membesar dikarena banyaknya air dan banyaknya bahan makanan dan pada musim kemarau akan mengecil atau menyusut.
4. Untuk jenis kayu tertentu akan mudah diserang oleh binatang serangga dan cendawan.
5. Jika dibanding dengan bahan lain seperti baja, maka kayu mudah terbakar oleh api.
6. Kayu mempunyai sifat akustik terhadap suara. 
Sifat akustik ini menunjukan kemampuan dalam meneruskan dan tidak meneruskan suara (peredam suara). Sifat ini perlu diperhatikan khusunya dalam membuat bangunan seperti gedung bioskop dan untuk pembuatan alat musik. Hal ini ditentukan pula oleh kekenyalan atau elastisitas kayu.
7. Kayu mempunyai sifat resonansi yaitu sifat kayu dalam keikutsertaannya bergetar bersama dengan adanya gelombang suara, yang ditunjukan pula oleh elastisitas kayu itu.


Sifat Fisik Kayu

Sifat fisik dari kayu meliputi antara lain :

1. Berat Jenis Kayu
Berat jenis kayu umumnya berbanding lurus dengan kekuatan dari pada kayu atau sifat-sifat mekaniknya. Artinya makin tinggi berat jenis kayu maka kekuatan kayu semakin tinggi. Untuk menghitung berat jenis kayu dapat dilakukan pada kondisi kayu dalam keadaan kering angin, yaitu sekering-keringnya tanpa adanya pengeringan buatan.
Berat jenis kayu adalah angka perbandingan antara berat kayu kering oven pada suhu 105 derajat celcius (B1) dengan berat air yang mempunyai volume yang sama dengan kayu tersebut (B2).

 Jadi Berat Jenis Kayu = B1 : B2


2. Kadar Air Kayu
Kayu dapat mengikat air dan juga dapat melepaskan air yang dikandungnya, dimana keadaan seperti ini sangat tergantung pada keadaan kelembaman suhu udara di sekelilingnya dimana kayu berada.

Cara menentukan kadar air kayu sebagai berikut :

Contoh:

a. Berat kayu basah (A) = 300 gram
b. Berat kayu kering oven (B) = 225 gram

Cara menentukan kadar air kayu




3. Pengerutan dan Pengembangan Kayu
Pengerutan dan pengembangan kayu adalah suatu keadaan perubahan bentuk yang dialami kayu yang disebabkan oleh tegangan-tegangan dalam sebagai akibat dari berkurang atau bertambahnya kadar air kayu. 
Pengerutan kayu terjadi karena dinding-dinding, serat-serat maupun isi sel kehilangan sebagian besar kadar airnya.secara teoritis besarnya pengerutan berbanding lurus dengan banyaknya air yang dikeluarkan setelah dikeringkan.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai Sifat Sifat Kayu Sebagai Bahan Konstruksi. Semoga bermanfaat dan Terimah kasih

Baca Artikel...