Aspal atau Bitumen umumnya digunakan untuk bahan campuran konstruksi jalan selain campuran lain seperti agregat dan pasir. Sifat dari aspal umumnya sangat visko-elastis, artinya aspal akan melunak dan mencair bila dipanaskan pada temperatur suhu tertentu, dan aspal bisa juga membeku dan mengeras bila mengalmi proses pendinginan.
Penggunaan aspal pada konstruksi jalan hingga aspal bisa dihampar di permukaan badan jalan, melalui beberapa tahapan atau proses. Bersama material agregat dan pasir, aspal diproses melalui alat yang dinamakan Asphal Mixing Plant ( AMP ). Setelah selesai diproses di AMP selanjutnya aspal panas dibawah menggunakan mobil Dump truck hidrolik ke lokasi.
Pada artikel Campuran Aspal Panas, kita coba ambil salah satu contoh dengan metoda pencampuran dengan bahan yang telah tersediah. Misalkan diperoleh fraksi dengan perbandingan sebagai berikut :
1. Pasir : 17 %
2. Fine agregat : 34 %
3. Coarse agregat : 49 %
Selanjutnya material dari masing-masing fraksi tersebut ditampung pada Cold Bin I, Col Bind II dan Col Bind III. Dibawah Col bin tersediah pintu untuk mengeluarkan agregat yang dapat diatur ( persentase ) yang telah direncanakan ( Job Mix ). Pembukaan pintu fibrasi memerlukan kalibrasi dengan beberapa kali mengadakan percobaan. Melalui Convayer, material dibawah ke Dryer dengan temperatur sampai dengan 190 derajat celcius ( yang ideal temparatur antara 155 – 185 derajat celcius ).
Kemudian material panas melalui feeder masuk ke pemanas (Hot Bin). Sebelum material masuk ke hot bin, agregat disaring terlebih dahulu dengan saringan otomatis, bergetar yaitu saringan dengan nomor : 3/4”, 3/8”, #4 dan #8. Pada saringan ini batu yang ukurannya tidak sesuai ( Over size ) akan keluar melalui corong yang tersediah.
Fraksi-fraksi yang sesuai ukurannya akan ditampung pada Hot Bin I, II, III dan IV yaitu :
1. Hot Bin IV fraksi 3/4” – 3/8”
2. Hot Bin III fraksi 3/8” - #4
3. Hot Bin II fraksi #4 - #8
4. Hot Bin I fraksi #8
Agregat dari masing-masing fraksi pada hot bin akan tercurah pada timbangan otomatis, yaitu langsung dapat dibaca dan dikontrol pada ruang operator pada dial yang telah tersediah. Biasanya untuk memudahkan kontrol pada dial biasanya diberi tanda (spidol) berapa kg fraksi yang diperlukan.
Misalkan dalam 1 batch kita ambil siklus campuran 500 kg. Dari fraksi job mix dapat kita jabarkan berat masing-masing fraksi termasuk berat aspal yang diperlukan untuk tiap 500 kg. Selanjutnya kita Rencana aspal 8 % sehingga berat aspal 8 % x 500 Kg = 40 kg.
Berat agregat adalah 500 kg – 40 kg = 460 kg, yang terdiri dari fraksi-fraksi yaitu :
1. Fraksi pasir : 17 % x 460 kg = 78,2 kg
2. Fraksi fine agregat : 34 % x 460 kg = 156,4 kg
3. Fraksi Coarse agregat : 49 % x 460 kg = 225 kg
Selama Job Mix yang telah kita buat tidak berubah, maka berat masing-masing fraksi ini juga tidak berubah. Untuk itu sesuai dengan berat tersebut, kita beri tanda dengan tanda seperti spidol dial yang tersedia pada ruang operator.
Agregat langsung ke ruang mixer (timbangan) bersama dengan curahan aspal panas yang datang dari tangki yang telah dipanaskan dengan temperatur 155 derajat celcius.
Diruang mixer dengan perputaran atau rotasi selama 30 – 60 detik campuran diaduk secara otomatis. Setelah beberapa menit campuran akan keluar tercurah ke Dump Truck. Dengan kapasitas Dump truck 8 ton maka diperoleh campuran yaitu 8000 dibagi 500 = 16 batch.
Sebelum campuran aspal panas dikirim ke lokasi, diatas dump truck campuran harus dicek temperaturnya. Toleransi sebanyak 10% dari temperatur campuran yang tampak pada dial (temperatur mixer) dalam ruang operator.
Pada campuran yang baru keluar dari Asphal Mixing plant (AMP) ideal temperatur 165 - 140 derajat Celcius, gunanya untuk menjaga kemungkinan kehilangan panas selama pengangkutan. Selain itu biasanya untuk menjaga agar tetap panas sampai ke lokasi, diatas dump truck aspal ditutup menggunakan terpal.
Demikianlah penjelasan mengenai campuran aspal panas semoga penjelasan diatas dapat bermanfaat.
Pada artikel Campuran Aspal Panas, kita coba ambil salah satu contoh dengan metoda pencampuran dengan bahan yang telah tersediah. Misalkan diperoleh fraksi dengan perbandingan sebagai berikut :
1. Pasir : 17 %
2. Fine agregat : 34 %
3. Coarse agregat : 49 %
Selanjutnya material dari masing-masing fraksi tersebut ditampung pada Cold Bin I, Col Bind II dan Col Bind III. Dibawah Col bin tersediah pintu untuk mengeluarkan agregat yang dapat diatur ( persentase ) yang telah direncanakan ( Job Mix ). Pembukaan pintu fibrasi memerlukan kalibrasi dengan beberapa kali mengadakan percobaan. Melalui Convayer, material dibawah ke Dryer dengan temperatur sampai dengan 190 derajat celcius ( yang ideal temparatur antara 155 – 185 derajat celcius ).
Kemudian material panas melalui feeder masuk ke pemanas (Hot Bin). Sebelum material masuk ke hot bin, agregat disaring terlebih dahulu dengan saringan otomatis, bergetar yaitu saringan dengan nomor : 3/4”, 3/8”, #4 dan #8. Pada saringan ini batu yang ukurannya tidak sesuai ( Over size ) akan keluar melalui corong yang tersediah.
Fraksi-fraksi yang sesuai ukurannya akan ditampung pada Hot Bin I, II, III dan IV yaitu :
1. Hot Bin IV fraksi 3/4” – 3/8”
2. Hot Bin III fraksi 3/8” - #4
3. Hot Bin II fraksi #4 - #8
4. Hot Bin I fraksi #8
Agregat dari masing-masing fraksi pada hot bin akan tercurah pada timbangan otomatis, yaitu langsung dapat dibaca dan dikontrol pada ruang operator pada dial yang telah tersediah. Biasanya untuk memudahkan kontrol pada dial biasanya diberi tanda (spidol) berapa kg fraksi yang diperlukan.
Misalkan dalam 1 batch kita ambil siklus campuran 500 kg. Dari fraksi job mix dapat kita jabarkan berat masing-masing fraksi termasuk berat aspal yang diperlukan untuk tiap 500 kg. Selanjutnya kita Rencana aspal 8 % sehingga berat aspal 8 % x 500 Kg = 40 kg.
Berat agregat adalah 500 kg – 40 kg = 460 kg, yang terdiri dari fraksi-fraksi yaitu :
1. Fraksi pasir : 17 % x 460 kg = 78,2 kg
2. Fraksi fine agregat : 34 % x 460 kg = 156,4 kg
3. Fraksi Coarse agregat : 49 % x 460 kg = 225 kg
Selama Job Mix yang telah kita buat tidak berubah, maka berat masing-masing fraksi ini juga tidak berubah. Untuk itu sesuai dengan berat tersebut, kita beri tanda dengan tanda seperti spidol dial yang tersedia pada ruang operator.
Agregat langsung ke ruang mixer (timbangan) bersama dengan curahan aspal panas yang datang dari tangki yang telah dipanaskan dengan temperatur 155 derajat celcius.
Diruang mixer dengan perputaran atau rotasi selama 30 – 60 detik campuran diaduk secara otomatis. Setelah beberapa menit campuran akan keluar tercurah ke Dump Truck. Dengan kapasitas Dump truck 8 ton maka diperoleh campuran yaitu 8000 dibagi 500 = 16 batch.
Sebelum campuran aspal panas dikirim ke lokasi, diatas dump truck campuran harus dicek temperaturnya. Toleransi sebanyak 10% dari temperatur campuran yang tampak pada dial (temperatur mixer) dalam ruang operator.
Pada campuran yang baru keluar dari Asphal Mixing plant (AMP) ideal temperatur 165 - 140 derajat Celcius, gunanya untuk menjaga kemungkinan kehilangan panas selama pengangkutan. Selain itu biasanya untuk menjaga agar tetap panas sampai ke lokasi, diatas dump truck aspal ditutup menggunakan terpal.
Demikianlah penjelasan mengenai campuran aspal panas semoga penjelasan diatas dapat bermanfaat.
No comments:
Post a Comment