Network Analysis System ( NAS )

Tahapan pembangunan bidang pembinaan jaringan jalan di Indonesia saat ini dituntut suatu keadaan dimana produk akhir yang telah dikerjakan harus benar-benar bermanfaat bagi masyarakat khususnya pengguna jalan. Ciri-ciri produk akhir yang sedemikian itu menuntut pelaksanaan pemakaian sumber daya yang optimal. Selain itu produk akhir yang akan dihasil khususnya dibidang pembinaan jaringan jalan adalah harus memenuhi batasan-batasan yang ada pada masa pelaksa naan seperti batasan fungsional, batasan teknis, batasan waktu penyelesaian proyek dan lain-lain.

Network Analysis System pada pembinaan Jaringan jalan
 Untuk memenuhi ciri pelaksanaan yang optimal terutama dibidang pembinaan jaringan jalan perlu adanya suatu manejemen pelaksanaan yang ditunjang oleh suatu mekanisme pengendalian yang efektif sehingga hasil akhir dari pelaksanaan dapat memuaskan. Mekanisme yang demikian itu membutuhkan suatu metode analisis yang tepat. Aplikasi metode analisis yaitu “ Network Analysis System ( NAS )” sebagai alat pengendalaian pelaksanaan yang efektif.

Network Analysis System ( NAS ) di indonesia sudah lama dikenal beberapa tahun lalu, hanya aplikasinya masih terbatas terutama untuk pelaksanaan pembinaan jaringan jalan. Alat pengendalian konvensional maupun sistem mekanisme manajemen dirasakan kurang dalam memenuhi tuntutan ciri-ciri pelaksanaan yang tersebut diatas.

Keterbatasan dan dirasakan kurang dalam hal mekanismen manejemen maka perlu diatasi dengan mengaplikasikan metode analisis “Network Analisis System ( NAS )” sebagai metode strategis pelaksanaan pada tahapan dan penggunaan yang tepat sehingga mekanisme manajemen menjamin terpenuhinya ciri-ciri pelaksanaan yang diinginkan. 

Umumnya setiap orang dalam hal menyelesaikan suatu pekerjaan menggunakan bidang ilmu yang terpakai, secara sadar maupun tidak direncanakan, akan terorganisisr dalam suatu proyek. Beberapa proyek dapat memerlukan waktu yang lama dan melibatkan teknik yang sangat kompleks. Ciri-ciri suatu operasi dapat disebut sebagai proyek :
a.Bila proyek itu berhingga dimana pada saat awal dan saat akhir pelaksanaan pekerjaan, proyek tersebut sasarannya telah tercapai. 
b.Proyek yang kompleks.
Suatu proyek pada pelaksaan pekerjaan melibatkan kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas secara berurutan ( seri ) maupun bersamaan ( pararel ) dan ini membutuhkan keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia maupun fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.
c.Proyek itu unik
Dalam hal pelaksanaan pekerjaan proyek itu dilaksanakan pada suatu jangka maupun lokasi yang tertentu, termasuk juga dalam hal desain.

Manejemen didefinisikan sebagai suatu proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan cara mengorganisir, merencanakan maupun memperkerjakan sumber-sumber yang ada. Dalam pelaksanaan pekerjaan dituntut untuk mencapai tujuan juga harus mengunakan sumber waktu yang efisien.

Ukuran dari suatu keberhasilan suatu pekerjaan dapat dilihat dari sasaran-sasaran yang hendak dicapai, kwalitas-kwalitas yang telah dikerjakan, waktu maupun biaya yang pergunakan atau ditetapkan pada saat perencanaan apakah dapat dicapai sesuai maupun mendekati sasaran yang hendak direncanakan pada saat pelaksanaan. Untuk itu maka diperlukan suatu mekanisme manajemen terpadu dengan “ Network Analisis System ( NAS )” sebagai sasarannya.

Sekian dulu artikel “ Network Analisis System ( NAS )” yang saya sajikan semoga bermanfaat bagi rekan-rekan. Nantikan artikel selanjutnya masih seputar “ Network Analisis System ( NAS )”.
Baca Artikel...

Pembangunan Light Rail Transit ( LRT ) Di Palembang

Perkembangan laju kendaraan baik kenaraan roda dua atau roda empat dikota besar, seperti palembang, berdampak pula terhadap perkembangan lalu lintas dalam kota dan berakibat kemacetan dijalan. Oleh karena itu, maka Pemerintah Kota Palembang, berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi kemacetan dijalan. Salah satunya adalah dengan pembangunan Light Rail Transit ( LRT ) di Palembang.

Pembangunan Light Rail Transit ( LRT ) di Kota Palembang
Pembangunan Light Rail Transit ( LRT ) atau Kereta Api Ringan dimulai pada awal bulan November 2015 dan sampai saat ini proyek LRT masih dalam pekerjaan. Pembangunan Proyel Light Rail Transit ( LRT ) ini direncanakan selesai pada tahun 2018.
Proyek Light Rail Transit ( LRT ) adalah proyek transportasi publik dibangun dengan tujuan untuk membantu menyelesaikan kemacetan di dalam kota palembang dan sekaligus untuk menyongsong pesta olah raga negara Asia yaitu Asian Games 2018, dimana akan di selenggarakan dikota Palembang.

Pembangunan jalur Light Rail Transit ( LRT ) dibangun sepanjang 22 kilometer, dimulai dari Bandara Udara Sultan Mahmud Badaruddin II sampai ke Jakabaring Spor Center ( JSC ), dimana akan menjadi pusat Venus Asia Games 2018 nanti. Pembangunan  jalur Light Rail Transit ( LRT ) merupakan konektivitas transportasi udara ke darat ke kota.

Dana yang dikucurkan Pemerintah untuk pembangunan jalur Light Rail Transit ( LRT ) di palembang Rp. 7,2 trilyun dari Dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN ). Pembangunan jalur Light Rail Transit ( LRT ) di Palembang dibagi dalam 5 zona dengan 13 stasiun layanan trasnportasi.

Jalur Light Rail Transit ( LRT ) di kota Palembang
Ke Lima zona jalur Light Rail Transit ( LRT ) yaitu :
a. Zona 1
Dimulai dari Bandara udara Sultan Mahmud Badaruddin - Simpang Empat Bandara Udara – Simpang Empat Tanjung Api-Api.

b. Zona 2
Jalan Tanjung Api-Api - Jalan Kol.H.Burlian - Jalan Demang Lebar Daun - Simpang Polda

c. Zona 3
Simpang 4 (empat) Angkatan 45 - Jalan Angkatan 45 - simpang Palembang Icon - Jalan kapten A.Rivai - Simpang RS. Charity - Jalan Sudirman.

d. Zona 4
Jembatan Ampera - Gubernur H. A. Bastari dan Zona D

e. Zona V
Berakhir di Jakabaring Sport City

Lima zona Pembangunan LRT di kota palembang

Pembangunan Light Rail Transit ( LRT ) di kota Palembang dikerjakan oleh kontraktor PT. Waskita Karya, sementara untuk operator kereta dan jalurnya diserahkan kepada PT Kereta Api Indonesia ( KAI ).

Untuk operasional transportasi Light Rail Transit ( LRT ) jumlah tenaga listrik yang dibutuhkan antara 16 s/d 25 mega Watt, dengan Gardu Induk berkapasitas 60 Mega Watt dikawasan Jakabaring Sport Center ( JSC ). Gardu induk ini akan memenuhi kebutuhan operasional Light Rail Transit ( LRT ) 22,5 kilometer.

Pembangunan LRT disebelah jembatan Ampera

 Semoga artikel ini dapat menjadi wawasan kita semua.


Baca Artikel...

Feasibility Study Kolam Retensi Sungai

Dalam pekerjaan perencanaan Teknik Sipil, khusus Konsultan Perencana dimana pada saat memulai survey biasanya konsultan perencana berpedoman pada Kerangka Acuan Kerja ( KAK ). Didalam Kerangka Acuan Kerja telah dijabarkan atau dijelaskan isi dari pekerjaan yang akan disurvey, baik perencanaan di jalan, gedung, jembatan dan irigasi.Pada artikel kali ini, Saya akan melanjutkan pada artikel saya sebelumnya yaitu tentang feasibility study kolam retensi sungai ( baca : feasibility-study-fs-kolam-retensi ).
Penjelasan artikel feasibility study kolam retensi ini meliputi :

kerangka acuan kerja feasibility study kolam retensi sungai
I. URAIAN KEGITAN
A. Kegiatan Persiapan
Sebelum memulai survey yang perlu di persiapkan adalah Pengumpulan Data Sekunder, dimana Data Sekunder   terdiri dari : Data Klimatologi, Data Hidrologi, Data Hidrometri, Data hasil study terdahulu (bila ada), Peta-Peta yang terkait dalam pekerjaan ini dan lain-lain.
B. Kegiatan Survey
Pada saat survey lapangan perlu dipersiapkan antara lain : Program kerja (jadwak kerja dan personil), pembuatan peta kerja untuk survey lapangan, pemeriksaan alat-alat survey lapangan, dan menyiapakn perlengkapan survey lapangan. 

II. KEGIATAN SURVEY LAPANGAN
a. Survei dan Inventarisasi
Yang dimaksud dengan kegiatan survei dan inventarisasi dalam pekerjaan ini adalah melakukan pengamatan, penyelidikan dan penelitian di lapangan berdasarkan informasi ataupun usulan dari masyarakat dan instansi terkait, hasil identifikasi terdahulu dan pengecekan peta topografi yang ada sebelumnya. Konsultan akan melakukan survei ke lokasi-lokasi potensial dan dapat memberikan rekomendasi kelayakan untuk pekerjaan pembangunan Kolam Retensi di Sungai. Survei ini dilakukan oleh tenaga ahli yang terkait pada perencanaan dan jaringan drainase. Lokasi rencana kolam retensi ditentukan koordinatnya dengan menggunakan alat GPS. Survei lapangan bertujuan juga sebagai orientasi untuk mengetahui permasalahan yang ada secara langsung di lapangan yang berkaitan dengan alternatif yang direkomendasikan dalam studi terdahulu, dan melaksanakan sosialisasi pada lokasi rencana proyek kepada mayarakat termasuk mengiventarisasi dukungan masyarakat mengenai keberadaan lokasi kolam retensi. Pada lokasi rencana kolam retensi dilakukan pengukuran kuantitas air, meliputi data debit air, kemampuan penampungan air dan data lain yang diperlukan.

b. Pemilihan Lokasi Kolam Retensi
Dari hasil pengolahan dan analisa data, konsultan harus melakukan kajian ditinjau dari segi teknik, biaya dan lingkungan dalam artian luas, sehingga dapat ditentukan apakah kolam retensi layak untuk dibangun serta penentuan lokasi yang tepat sehingga bermanfaat secara sosial maupun ekonomi.

c.Survei Topografi
Maksud kegiatan pekerjaan pengukuran dan pemetaan ini adalah untuk mendapatkan gambar/peta situasi dan profil pada lokasi rencana kolam retensi sesuai sasaran studi (yang ditetapkan berdasarkan hasil identifikasi potensi sumber daya air) dan sekitarnya secara lengkap, jelas dan benar sesuai dengan kondisi daerah yang dipetakan dan sesuai keperluan dasar perencanaan untuk mitigasi bencana yang menjadi sasaran studi.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk:
a. Menunjang kegiatan desain pengelolaan Sumber Daya Air
b. Menunjang kegiatan perencanaan pengembangan sumberdaya air untuk mitigasi bencana

Pekerjaan pengukuran dan pemetaan secara umum meliputi kegiatan:
a. Pemasangan patok kayu dan Bench Mark serta CP (Control Point).
b. Pengukuran poligon dan pengikatannya terhadap titik referensi.
c. Pengukuran waterpas dan pengikatannya terhadap titik referensi.
d. Pengukuran situasi rencana bangunan prasarana kolam retensi dan lainnya.
e. Pengukuran Alignment Trase wilayah sekitar lokasi kolam
f. Penggambaran peta situasi dan profil lokasi genangan air

d.Survei Geologi Teknik dan Topografi
Dilakukan investigasi geologi teknik pada rencana lokasi bangunan kolam, trase saluran dan bangunan pelengkap. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran struktur geologi dan keadaan struktur tanah, terutama pada daerah-daerah sekitar studi kolam retensi. Investigasi Topografi dilakukan untuk melihat trase aliran air, khususnya yang berasal dari drainase dan aliran air hujan. Sehingga dapat diprediksi besaran kuantitas air serta debit aliran yang akan mampu ditampung oleh keberadaan kolam retensi.

C. Kesimpulan
Membuat kesimpulan yang dipertanggungjawabkan kepada PPK Program dan Perencanaan Dinas PU Pengairan dan menyerahkan laporan pendukungnya.
III. KEBUTUHAN TENAGA AHLI
Konsultan FS akan menyusun tim kerja dengan kualifikasi-kualifikasi sebagai berikut:
a) Tenaga Ahli, Tenaga ahli yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan Fisibility Study Kolam Retensi Sungai, meliputi :
1. Site Engineer
Mempunyai sertifikat keahlian Bidang Sumber Daya Air dan masih berlaku. Ketua Tim disyaratkan seorang : Sarjana Teknik Sipil/ Pengairan Strata-2 (S2) lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri  yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan Perencanaan Bidang Sumber Daya Air, lebih diutamakan/ disukai 5 tahun; atau Sarjana Teknik Sipil/ Pengairan Strata-1 (S1) Jurusan Pengairan lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan Perencanaan Bidang Sumber Daya Air, lebih diutamakan/ disukai 10 tahun. Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai ketua tim selama 2 (dua) paket pekerjaan dan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultasi bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

2. Tenaga Ahli Hidrologi
Mempunyai sertifikat keahlian Bidang Sumber Daya Air dan masih berlaku. Tenaga ahli disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil/ Geografi Strata-1 (S1) lulusan universitas/ perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan Survei dan Analisis Hidrologi, lebih diutamakan/ disukai 5 tahun dan telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultasi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga Ahli tersebut tugas utamanya adalah sebagai koordinator kegiatan Survei dan Analisis Hidrologi yang diperlukan dan bertanggung jawab kepada Team Leader.

3. Tenaga Ahli Planologi
Mempunyai sertifikat keahlian Planologi dan masih berlaku. Tenaga ahli disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil/Planologi/ Perencanaan Kota dan wilayah Strata-1 (S1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar neger yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan Analisa Pengembangan Wilayah, lebih diutamakan/ disukai 5 tahun dan telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultasi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga Ahli tersebut tugas utamanya adalah sebagai koordinator kegiatan Analisis Pengembangan wilayah serta analisa kegiatan sosial budaya yang diperlukan dan bertanggung jawab kepada Team Leader.

b) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
IV. LAPORAN-LAPORAN
Didalam Kerangka Acuan Kerja sebagai pedoman konsultan perencana dijelaskan keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan. Jenis Laporan yang harus diserahkan kepada Pejabat Pelaksnaan Teknis Kegiatan antara lain :
a. Laporan Pendahuluan ( Inception Report ), berisikan :
- Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh (antara lain persiapan meliputi mobilisasi personil, penyediaan kantor lapangan, peralatan kantor, peralatan survei, kendaraan operasional dan lain-lain.
- Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya serta peralatan yang diperlukan
- Jadwal kegiatan penyedia jasa.
- Jadwal penugasan personil
- Hasil kesimpulan sementara pengumpulan data, gambar/ peta dan laporan hasil kegiatan terdahulu yang terkait (bila ada), identifikasi permasalahan dan evaluasi permasalahan. Kendala-kendala yang mungkin akan terjadi selama pelaksanaan pekerjaan intinya. Sebelum laporan pendahuluan dijilid/ digandakan maka terlebih dahulu didiskusikan dengan PPTK dan dipresentasikan. Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil pembahasan Laporan Pendahuluan dimasukkan dalam Laporan Antara (Interim Report). Laporan harus diserahkan selambat- lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
b. Laporan Antara/Interm
Hasil sementara pelaksanaan pekerjaan yang sudah dilaksanakan seperti hasil survey atau penyelidikan lapangan yang telah dilaksanakan dan analisis data, rencana alternatif, formulasi dan metode pengembangan lainnya. Sebelum laporan antara dijilid/ digandakan maka terlebih dahulu didiskusikan dengan direksi dan dipresentasikan. Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil pembahasan. Laporan Antara dimasukkan dalam Laporan Akhir Sementara (Draft Final Report). Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
c. Laporan Akhir Sementara/Draf Final Report
Laporan Akhir Sementara berisikan :
- Rangkuman sementara (draf) hasil pekerjaan secara keseluruhan
- Pemilihan formulasi dan metode.
- Kesimpulan sementara hasil study kelayakan.
Sebelum Laporan Akhir Sementara dijilid/digandakan terlebih dahulu di diskusikan dengan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan kemudian di presentasikan. Tanggapan, masukan dan perbaikan-perbaikan dari hasil pembahasan laporan akhir Sementara, dimasukan dalam Laporan Akhir (Final Report). Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum kontrak berakhir, dan gandakan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
 
d. Diskusi
Diskusi dilakukan secara rutin diantara penyusunan laporan (laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir). Membahas tentang hasil pelaksanaan pekerjaan secara bertahap guna memantau kemajuan pekerjaan dan kesesuaian hasil pekerjaan dan TOR, mandat, norma dan tujuan pekerjaan konstruksi.
e. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisikan :
- Laporan Akhir Utama
Konsep laporan akhir yang sudah disempurnakan dan disetujui merupakan laporan akhir. Laporan akhir harus sudah selesai dan diserahkan pada akhir pekerjaan dan dibuat sebanyak  5 (lima) rangkap.
- Laporan Ringkasan dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap
- Peta-Peta Skala
V. JADWAL PELAKSANAAN
Jadwal pelaksaan pekerjaan dijelaskan di dalam KAK, misal:  pelaksanaan pekerjaan diharapkan bisa selesai dalam waktu 90  (sembilan puluh) hari kalender kerja untuk seluruh pekerjaan termasuk persiapan perkiraan biaya dan lain-lain. Juga dijelaskan lokasi pekerjaan yang akan di laksanakan.

VI. SUMBER PENDANAAN
Didalam Kerangka Acuan Kerja dijelaskan juga sumber pendanaan. Termasuk juga PPn dan tahun pelaksanaan pekerjaan.
         
Baca Artikel...

Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Palembang - Indralaya

Baturisit. Meningkatnya jumlah kendaraan yang semakin hari terutama dikota-kota, maka kemacetan  akan terjadi pada jalan yang dilewati. Untuk itu maka dibeberapa kota berusaha untuk mengatasi kemacetan yang terjadi. Kota Palembang tak lepas juga dari kemacetan, oleh sebab itu maka Pemerintah Kota Palembang berusaha mencari solusi dari kemacetan. 
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Palembang - Indralaya

Pembangunan jalan tol Trans Sumatera Ruas Palembang - Indralaya merupakan bagian dari proyek infrastruktur pendukung pelaksanaan pesta olah raga negara Asia yaitu Asian Games 2018.
Pembangunan jalan tol ruas Palembang - Indralaya dimulai pada bulan April 2015 yang mana pada saat ini masih dalam pekerjaan. Pelaksanaan jalan tol ruas Palembang - Indralaya dilaksanakan oleh Hutama Karya (HK). 
Kondisi lahan dilokasi pembangunan jalan tol ini didominasi oleh daerah rawa dengan luas lahan yang dibutuhkan 302 Ha. 

Di karenakan pembangunan jalan tol ruas Palembang - Indralaya di daerah rawa, maka teknologi yang dipergunakan adalah dengan menggunakan Vacuum Consolidation Method ( VCM ). Pemakaian terknologi Vacuum Consolidation Method ( VCM ) baru pertama kali di gunakan terutama pada pembangunan jalan tol. Alasan digunakan teknologi ini dikarenakan derah lokasi rawa, dibandingkan menggunakan teknologi biasa yaitu Sistem Drainase Vertikal melalui Perforated Vertical Drain ( PVD ).
Teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM) pada jalan tol palembang-indralaya

Sesuai dengan perhitungan dalam jangka waktu tertentu, pasti akan terjadi penurunan tanah mengingat lokasi daerah rawa. Untuk itu dalam mempercepat penurunan tanah dalam jangka waktu singkat dan cepat padat dipakai teknologi   
Vacuum Consolidation Method ( VCM ). 

Teknologi Vacuum Consolidation Method ( VCM )
Tujuan digunakan teknologi Vacuum Consolidation Method ( VCM ) adalah untuk mempercepat penurunan dan meningkatkan Daya Dukung Tanah asli yang lunak dengan melakukan pemompaan vakum pada tanah, yang dimaksudkan untuk mengurangi kadar air maupun kadar udara sehingga dapat mempercepat penurunan jangka panjang dan perbedaan penurunan.
 Panjang jalan tol palembang - indralaya 22 km

Data Teknis Ruas Jalan Tol Palembang - Indralaya
1. Panjang jalan 22 km
2. Kecepatan Rencana 100 km/jam
3. Lebar Bahu luar 3.00 m
4. Lebar lajur 3.60 m
5. lebar Median 5.50 m (termasuk bahu dalam) 
6. Nilai Rp. 3,4 Trilyun


Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Baca Artikel...

Pelaporan KAK Master Plan Permukiman Kumuh

Baturisit. Pelaporan Kerangka Acuan Kerja Master Plan Permukiman Kumuh Kawasan Perkotaan merupakan produk terakhir yang harus dilaporkan kepada Dinas/Instansi terkait. Pelaporan terdiri dari Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Draf laporan akhir dan Laporan Akhir ( Final ).

Laporan KAK master plan permukiman kumuh kawasan perkotaan
1. LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan memuat antara lain :
a. Maksud dan tujuan yang terangkum dalam tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK).
b. Batasan metodologi yang digunakan
c. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya/struktur organisasi.
d. Jadwal kegiatan
Laporan Pendahuluan yang diserahkan ke dinas/Instansi biasanya sebanyak 5 (Lima) buku.

2. LAPORAN ANTARA
Laporan antara berisikan tentang : 
a. Laporan Pelaksanaan pekerjaan pada paruh waktu pelaksanaan.
b. Kemajuan yang telah dicapai dalam mengidentifikasi sentra-sentra yang rencananya akan dikembangkan.
c. Analisi hasil survey.
d. Pemetaan delineasi kawasan.
e. Alternatif konsep penanganan.
Laporan Antara yang diserahkan ke dinas/Instansi sebanyak 5 (Lima) buku.

3. DRAF LAPORAN AKHIR
Sebelum menyusun laporan Akhir terlebih dahulu dibuat Draf Laporan Akhir, yang mana draf laporan akhir berisikan antara lain yaitu : perumusan strategi penataan kawasan dan perencanaan awal penataan kawasan, rencana program dan dan kegiatan penataan kawasan serta hasil analisi.

4. LAPORAN AKHIR
Laporan Akhir merupakan dokumen resmi hasil dari kajian yang memuat semua materi yang telah ditentukan dalam lingkup kegiatan dan mengakomodasikan masukan serta tanggapan dari hasil pembahasan Tim Teknis dalam forum seminar/presentasi. Laporan Akhir harus dilengkapi dengan gambar dan peta, serta diterbitkan sebnyak 5 (lima) buku.

EXECUTIVE SUMMARY
Laporan ringkasan berisi rangkuman dari keseluruhan Laporan Akhir, diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku. Semua hasil pekerjaan tersebut di Back Up Data dalam bentuk Soft Copy dalam bentuk CD-RW 3 buah yang wajib diserahkan kepada Pengguna Jasa setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.

HAL - HAL LAIN
1.  Pedoman Pengumpulan Data Lapangan
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Data Primer
    Data Primer dari wawancara (interview) langsung dilapangan dari beberapa nara sumber dan pengamat lapangan.
b. Data Sekunder
    Data Sekunder diperoleh dengan mencatat data dari berbagai sumber instansi yang ada kaitan dengan penelitian ini antara lain dari membaca buku atau informasi tertulis yang tersediah ditempat penelitian yang ada kaitannya dengan objek penelitian serta mencatat atau menyalin data yang telah dibukukan dari instansi-instansi terkait.

Ahli Pengetahuan
Jika diperlukan, penyediah jasa konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka ahli pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen.

Produk Dalam Negeri
Semua kegiatan jasa konsultasi bedasarkan KAK ini harus dilakukan didalam wilayah Negara Republik Indonesia, kecuali ditetapkan lain dengan pertimbangan keterbatasan kompetisi dalam negeri.

Demikian pembahasan dari Kerangka Acuan Kerja Master Plan Permukiman Kumuh Kawasan Perkotaan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi sesama rekan-rekan konsultan yang berkecimpung didalam bidang perencanaan sipil. 


Baca Artikel...

Kerangka Acuan Kerja Master Plan Permukiman Kumuh

Baturisit. Bagian ketiga dari Kerangka Acuan Kerja Master Plan Permukiman Kumuh Kawasan Perkotaan yaitu mengenai Ruang Lingkup dari KAK Master plan permukiman kumuh kawasan perkotaan. 

1. RUANG LINGKUP
Lingkup kegiatan meliputi : 
a. Persiapan, pada tahap ini dilakukan mobilisasi tenaga ahli dan peralatan, perizinan survey, penyususnan format isian dengan dinas terkait.
b. Survey, output yang dihasilkan dari pelaksanaan survey ini adalah eksisting topografi kawasan, kondisi eksisting bangunan.dan infrastruktur kawasan yang meliputi :bangunan baik yang permanen maupun non permanen, air bersih, drainase, jalan lingkungan, sanitasi, persampahan, jaringan listrik dan jaringan komunikasi.
c. Melakukan anlisis hasil survey untuk mendapatkan delineasi kawasan kumuh sesuai dengan standar, tipologi dan katagori yang berlaku, analisis kebutuhan sarana dan prasarana disertai dengan gambar dan pemetaan lokasi serta analisis untuk mendapatkan konsep penataan serta strategi penanganan dengan metode analisi yang sesuai disertai juga dengan peta masterplan penataan kawasan kumuh.
d. Merumuskan program dan kegiatan berserta alokasi waktu pelaksanaan program bedasarkan strategi yang telah dirumuskan.
Kerangka acuan kerja masterplan permukiman kumuh kawasan perkotaan
2. OTPUT YANG DIHASILKAN
a. Delineasi kawasan permukiman kumuh.
b. Gambaran umum beserta potensi, permasalahan, peluang,dan tatangan diwilayah perencanaan.
c. Kebutuhan sarana dan prasarana.
d. Konsep dan strategi penataan.
e. Program dan kegiatan

3. PERALATAN DAN MATERIAL
    Selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa memfasilitasi penyediah tempat bagi Pejabat Pembuat Komitmen dan penyediah jasa konsultansi  tempat koordinasi, sarana dan prasarana yang memadai demi terlaksanannya pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

4. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIAH JASA
    a. Persiapan, melakukan persiapan menyangkut penyusunan program kerja dan penyusunan instrumen penelitian
    b. Pengumpulan data meliputi : Melakukan pengumpulan data primer dan Pengumpulan data sekunder.
    c. Tahap kompilasi dan pemrosesan data
        Pada tahapan ini dilakukan pengolahan data yang telah diperoleh baik data primer maupun data sekunder untuk     mengidentifikasi kebijakan pengembangan kawasan agropolitan dan usulan rencana pengembangan kawasan agropolitan baik dari pemerintah maupun masyarakat
d.  Tahap analisa adalah tahap penganalisaan data dan penilaian data-data yang telah diperoleh baik secara kualitatif maupun kuantitatif
e.    Tahap penyusunan rencana pengembangan
f.   Pendekatan   menyeluruh  dan umum, yang merupakan dasar dari analisis yang akan dilaksanakan konsultan, yang terdiri dari pokok pemikiran yang harus disesuaikan dengan undang – undang, kebijakan nasional maupun daerah, kondisi sosial ekonomi, Rencana Tata Ruang (RUTR), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang ada dan isu – isu lainnya yang berkembang.
g. Pendekatan  partisipatif, yaitu  pendekatan berdasarkan pola pikir yang mengikutsertakan seluruh pihak (stakeholder) yang meliputi dari masyarakat, usahawan, dan aparat pemerintahan untuk menentukan kebijakan dan arah pembangunan daerahnya yang dituangkan dalam skenario rencana induk.
h. Pendekatan teknis, dibuat untuk menentukan potensi, kendala serta daya dukung dalam Penyusunan Masterplan permukiman kumuh Kawasan Perkotaan Kabupaten banyuasin.
i.  Perumusan Skenario yang akan dibentuk sangat tergantung dari kondisi daerah dan konsep pemikiran direksi proyek dan stakeholder. Input yang masuk akan mewakili tingkat ketidakpastian pada pilihan yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
j. Perumusan rencana induk (master plan), sebagai upaya perencanaan yang dilakukan secara berurutan dan menyeluruh dengan memperhatikan seluruh potensi dan kendala yang ada

5. JANGKA WAKTU
Jangka waktu pelaksanaan dalam waktu 45 (empat Puluh lima) hari kalender terhitung sejak penandatanganan kontrak

6. PESONIL
Konsultan perencana harus menyediahkan tenaga-tenaga yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan minimal terdiri dari :
personil tenaga ahli perencanaan
personil asisten tenaga ahli perencanaan



persobil tenaga pendukung perencanaan


jadwal waktu tahapan pelaksanaan kegiatan perencanaan
Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.
Baca Artikel...

Feasibility Study ( FS ) Kolam Retensi Sungai

Feasibility Study (FS) Kolam Retensi Sungai dilaksanakan untuk mendapatkan data dan memperoleh kesimpulan dari kelayakan kolam retensi di wilayah aliran sungai.
Feasibility Study ( FS ) kolam Retensi Sungai
A. Maksud Dan Tujuan Kegiatan 
Maksud Feasibility Study (FS) Kolam Retensi Sungai adalah untuk mengetahui potensi dan kelayakan kolam retensi sungai ditinjau dari aspek teknis, ekonomi, sosial dan lingkungan.
Tujuan yang ingin dicapai dari Feasibility Study (FS) kolam retensi sungai adalah untuk mendapatkan gambaran tentang potensi, pemanfaatkan dan pengembangan wilayah sungai agar dapat dibangun kolam retensi sehingga diharapkan dapat mencegah banjir dan kepentingan lainnya.
B. Dasar Hukum 
1.  Undang-Undang Nomor: 11 Tahun 1974 Tentang Pengairan.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 42 Tahun 2008 Tentang Pengolahan Sumber Daya Air.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 2/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Departemen   Pekerjaan Umum yang merupakan kewenangan pemerintah dan dilaksanakan sendiri.
4. Peraturan Menteri pekerjaan Umum PR Nomor : 10/PRT/M/2015 Tentang Rencana dan Rencana Teknis.

C. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan dari Feasibility Study (FS) kolam retensi sungai mencakup beberapa item kegiatan antara lain :
1. Persiapan Kerangka Acuan Kerja ( KAK)
    Pada tahap ini kegiatan meliputi seluruh pekerjaan awal sebelum dimulainya pekerjaan, meliputi
    - Ijin Survey
    - Penyusunan Jadwal
    - Mobilisasi Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
    - Pengumpulan Bahan-bahan study dan data awal
    - Rencana Kerja dan,
    - Tinjauan Lapangan
2. Inventarisasi Hasil study terdahulu
3. Inventarisasi Peta Topografi (Peta rupa bumi 1 :25.000 , peta digital dan lainnya)
4. Inventarisasi Data Hidrologi dan Klimatologi
5. Inventarisasi Data Demografi, ekonomi dan lainnya
6. Inventarisasi terhadap penggunaan air didaerah terkait
7. Melakukan kajian dan ringkasan terhadap semua hasil study terdahulu yang perna dilakukan dan rekomendasi dari masing-masing study tersebut.
8. Melakukan kajian ringkasan RTRW Propinsi dan kota terkait
9. Melakukan analisis atas peta topografi serta tinjauan lapangan terhadap daerah-daerah yang mempunyai potensi lokasi air baku.
10. Melakukan kajian terhadap kelayakan kolam retensi.
11. Menghitung analisis ekonomi teknik untuk pendekatan kelayakan ekonomi
12. Mengkaji aspek sosial untuk pendekatan kelayakan sosial.
13. Menyusun rekomendasi kegiatan lanjutannya beserta Kerangka Acuan Kerjanya.

Artikel dari Feasibility Study (FS) Kolam Retensi Sungai diatas akan dilanjutkan pada sesi berikutnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi rekan di dunia konsultan khusus yang bergerak di bidang T.Sipil.
Baca Artikel...