Pedoman Penggunaan Beton Pracetak Pada Saluran Irigasi

A.Umum

Bahwa pelaksanaan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi prasarana irigasi bergantung pada kondisi cuaca, kondisi topografi,kondisi geologis, jadwal tanam, kondisi sosial masyarakat dan lamanya waktu pelaksanaan sehingga  memerlukan jenis konstruksi bangunan irigasi yang sesuai. Penggunaaan beton pracetak pada saluran irigasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pekerjaan, mempercepat dan mempermudah proses pelaksanaan pekerjaan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi.

Beton pracetak pada saluran irigasi
Bahwa untuk menguraikan prosedur pelaksanaan pembuatan beton pracetak dalam rangka pelaksanaan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi dengan menggunakan beton pracetak tipe panel,pancang dan profil, perlu disusun pedoman penggunaan beton  pracetak pada saluran irigasi dengan ketentuan sebagai berikut :


B.Dasar Pembentukan
1.Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan  Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225)

2.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16)

3.Peraturan Menteri  Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat  Nomor   06/PRT/M/2015  tentang Eksploitasi Dan Pemeliharaan  Sumber Air Dan Bangunan Pengairan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 531).

4.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang  Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Dan  Perumahan  Rakyat (Berita  Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 881).

5.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 537)

6.Peraturan  Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2015  tentang  Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis  Kementerian  Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1007) 

C.Maksud dan Tujuan
Maksud dari Pedoman Penggunaan Beton Pracetak Pada Saluran Irigasi  yaitu sebagai pedoman bagi Balai Besar  Wilayah Sungai / Balai Wilayah  Sungai di Direktorat Jenderal Sumber  Daya Air dalam melakukan  kegiatan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi dengan  menggunakan lining beton pracetak.

Tujuan dari Pedoman Penggunaan Beton Pracetak Pada Saluran Irigasi untuk memperjelas prosedur penggunaan beton pracetak dengan tipe panel, pancang dan profil untuk lining saluran  beton dalam rangka melakukan kegiatan pembangunan peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi.

D.Ruang Lingkup
Ruang lingkup Surat Edaran ini meliputi :
1.Tahapan pembuatan lining saluran beton pracetak untuk. melakukan kegiatan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi.
2.Pengendalian Mutu pembuatan beton pracetak untuk lining saluran irigasi.

E. Materi Muatan
1. Tahapan pembuatan lining saluran beton pracetak terdiri dari Tahap Perencanaan dan Tahap Pelaksanaan.
a.Tahap Perencanaan:
Pada tahap perencanaan BBWS/BWS harus:
     1.Menentukan kondisi tanah yang akan digunakan
     2.Menentukan tipe atau jenis lining beton pracetak
     3.Membuat desain lining  beton pracetak
     4.Menentukan peralatan yang akan digunakan.

b.Tahap Pelaksanaan :
   Pada tahap pelaksanaan BBWS/BWS harus :
     1.Menentukan lokasi pencetakan beton pracetak
     2.Menentukan bahan cetakan beton pracetak
     3.Menentukan pelaksanaan produksi panel pracetak
     4.Percobaan penempatan panel dilapangan
     5.Pelaksanaan pemasangan panel beton pracetak.

2. Pengendalian  Mutu .
Dalam menerapkan pembuatan saluran irigasi menggunakan  beton pracetak mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaksanaan BBWS/BWS harus memperhatikan pengendalian mutu melalui:
a. Pengujian Sifat Kemudahan Pengerjaan;
b. Pengujian Kekuatan;
c. Penerimaan Panel Pracetak 
d. Penerimaan Unit - unit;
e. Penerimaan Sebelumny a ;
f. Perbaikan atas pekerjaan beton tidak memenuhi ketentuan ;
g. Uji pengaliran 

Dalam melaksanakan peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi dengan menggunakan beton pracetak, penerapan keselamatan dan kesehatan kerja perlu di perhatikan. Keselamatan dan kesehatan kerja mempunyai pengertian pemberian perlindungan kepada
setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi, dan lingkungan sekitar tempat kerja. Kontraktor sebagai Penyedia jasa wajib menyediakan dan melaksanakan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Demikianlah penjelasan tentang pedoman penggunaan beton pracetak pada saluran irigasi. Semoga bermanfaat. Terimah kasih.

Baca Artikel...

Menghitung Volume Pekerjaan Pasangan Batu

Dalam kehidupan sehari hari sering kita jumpai uatu pekerjaan baik pekerjaan konstruksi seperti pekerjaan jalan,  pekerjaan gedung, pekerjaan jembatan dan lain-lain.

Bagi kita atau orang yang bekerja di bidang konstruksi maka menghitung berapa banyak kebutuhan bahan atau material bangunan untuk pekerjaan atau menghitung volume pekerjaan menjadi suatu keharusan.

Menghitung Volume Pekerjaan Pasangan Batu



Pada kesempatan baik ini Saya akan mencoba menjawab salah satu pertayaan dari teman kita dari artikel saya yaitu cara menghitung volume saluran irigasi. Pertayaan yang diajukan yaitu bagaimana cara menghitung volume pekerjaan pasangan batu.

Pekerjaan Pasangan Batu biasanya sering kita jumpai pada pekerjaan pondasi rumah, pekerjaan saluran konstruksi jalan, pekerjaan tembok penahan atau Talud, pekerjaan saluran irigasi dan lain sebagainya.

Di artikel bagaimana cara menghitung volume pekerjaan pasangan batu Saya akan coba menjelaskan cara menghitung pekerjaan pasangan batu pondasi rumah dan cara menghitung pekerjaan pasangan batu pada saluran konstruksi jalan.

I.  Pekerjaan Pasangan Batu Pondasi Rumah
II. Pekerjaan Pasangan Batu Konstruksi Jalan

Penjelasan dari pekerjaan pasangan batu sebagai berikut:

I. Pekerjaan Pasangan Batu Pondasi Rumah


Pekerjaan Pasangan Batu Pondasi Rumah



Dari contoh pasangan pondasi batu kali gambar diatas bisa kita dapat Data-Data sebagai berikut :

a. Lebar Atas ( La ) : 40 cm
b. Lebar Bawah ( Lb ) : 60 cm
c. Tinggi Pondasi ( H ) : 80 cm
d. Panjang Pondasi  ( P ) : 300 meter

Cara menghitung sebagai berikut :

Rumus menghitung pasangan batu


Hasil perkalian pasangan batu


II. Pekerjaan Pasangan Batu Pada Saluran Konstruksi Jalan


Pasangan batu kali





Dari contoh saluran pasangan batu kali gambar diatas bisa kita dapat Data-Data sebagai berikut :

a.Lebar Atas ( La ) : 1.20 cm
b.Lebar Bawah ( Lb )       : 98 cm
c.Tinggi Saluran ( H ) : 80 cm
d.Panjang Pondasi ( P )   : 500 meter

Cara menghitung sebagai berikut :

1. Langka Pertama kita hitung Dimensi bagian Luar Saluran

Data Dimensi bagian luar Saluran adalah :
a.Lebar Atas ( La ) : 1.20 cm
b.Lebar Bawah ( Lb ) :   98 cm
c.Tinggi Saluran ( T )          :   80 cm

Rumus = ( La + Lb ) / 2 x T
        = ( 1.20 + 0,98 )/ 2 x 0,80
        = 0,87 M2

2. Langka Kedua kita hitung Dimensi bagian Dalam Saluran

Data Dimensi bagian Dalam Saluran adalah :
a.Lebar Atas ( La )         : 80 cm
b.Lebar Bawah ( Lb )         : 60 cm
c.Tinggi Saluran ( T )         : 70 cm

Rumus = ( La + Lb ) / 2 x T
        = ( 0,80 + 0,60 )/ 2 x 70
         = 0,49 M2

3.Setelah di dapat Volume saluran bagian dalam dan Volume saluran bagian luar, maka hasilnya kita kurangi.
a.Volume saluran luar = 0,87 M2
b.Volume saluran dalam = 0,49 M2

c.Volume = 0,87 M2 – 0,49 M2
        = 0,38 M2

d.Jadi total volume pekerjaan pasangan batu dengan panjang 500 meter adalah :

Total Volume = 500 M x 0,38 M2
                = 191 M3

Demikianlah penjelasan bagaimana cara menghitung volume pekerjaan pasangan batu. Semoga bermanfaat. Terimah kasih.

Baca Artikel...

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming

Saluran irigasi merupakan bagian dari bendung yang mana berfungsi untuk menyalurkan air dari bendung ke petak-petak sawah yang akan dialiri. Lokasi pekerjaan pembangunan saluran irigasi sangat luas dan biasanya panjang saluran irigasi bisa mencapai puluhan kilometer.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming



Oleh karena itu dalam pekerjaan pembangunan saluran irigasi akan terjadi masalah sosial di sekitar lokasi pembangunan. Pekerjaan pembangunan saluran irigasi yang paling dominan yaitu pekerjaan tanah antara lain pekerjaan galian, pekerjaan timbunan dan pekerjaan konstruksi biasanya pekerjaan pembuatan Drain Culvert dan Road Culvert. Sebelum memulai pekerjaan apakah itu pekerjaan tanah, pekerjaan beton, dan pekerjaan lainnya maka Penyediah Jasa ( Kontraktor ) di haruskan untuk membuat Metode Pelaksanaan Pekerjaan. 

Pada kesempatan ini Saya akan menjelaskan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming pada pekerjaan saluran irigasi. 
A. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
B. Bagian Alur Pelaksanaan Pekerjaan
C. Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming

Penjelasan dari Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah ( Trimming ) sebagai berikut :

A.Metode Pelaksanaan  Pekerjaan Galian Trimming

Tahap – tahap pelaksanaan metode pekerjaan galian Trimming pada saluran irigasi sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi bahaya dan resiko yang bisa timbul di lokasi kerja dan menempatkan ahli K3 di lapangan.
2. Membuat rambu-rambu tanda bahaya dan jalur arah evakuasi bila terjadi hal – hal yang tidak  di inginkan di lokasi kerja.
3. Menyiapkan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi dan peralatan kerja  ( alat Waterpas  Rambu ) serta peralatan berat yaitu alat Excavator. 

Baca juga : 
4. Melaksanakan pemasangan patok elevasi di saluran irigasi dan sumbu ke sumbu, selanjutnya  dilakukan pekerjaan pembersihan lokasi kerja yang dapat mengganggu pekerjaan galian tanah.
5. Selanjutnya dilakukan pengukuran dengan alat waterpass serta pemasangan patok atau setting out per 50 meter atau sesuai dengan gambar kerja.
6. Pekerjaan galian dengan alat excavator dalam membentuk saluran dengan kemiringan dan dimensi sesuai dengan gambar kerja.
7. Dilakukan pengukuran ulang dengan alat Waterpass, atau pengecekan kembali elevasi saluran yangtelah dikerjakan menggunakan alat excavator.
8. Hasil dari pekerjaan galian ( Trimming ) kemudian di buang di sisi sebelah kiri dan sisi sebelah kanan saluran, kemudian dirapikan hasil galian sesuai dengan elevasi dan kemiringan yang               dianjurkan.
9. Pemadatan hasil galian Trimming di kiri dan kanan saluran dilakukan dengan alat vibro roller.


B.Bagian Alur Pelaksanaan Pekerjaan

Item Pekerjaan : Pekerjaan Galian ( Trimming )

Bagian Alur Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming



C.Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming


Gambar pelaksanaan pekerjaan galian trimming




Gambar pelaksanaan pekerjaan galian trimming



Demikianlah penjelasan tentang Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming. Semoga bermanfaat. Trimah kasih.
Baca Artikel...

Menghitung Kebutuhan Material Pekerjaan Saluran Irigasi

Menghitung kebutuhan material pada pekerjaan konstruksi seperti Semen, pasir dan batu merupakan suatu keharusan bagi kontraktor (penyediah jasa). Karena dengan menghitung berapa jumlah kebutuhan material yang digunakan pada proyek maka kontraktor (penyediah jasa) dapat mengetahui kentungan dan kerugian.

Menghitung Kebtuhan Material Pekerjaan Saluran Irigasi

  
Menjawab salah satu pertayaan dari Putri Pantura yaitu " Kalo menghitung kebutuhan batunya sama semennya abis berapa gimana.... "

Untuk itu saya mencoba menjawab pertayaan dari Putri Pantura dari artikel saya yaitu Cara Menghitung Volume Saluran Irigasi

Salah satu artikel Saya yaitu cara menghitung volume saluran irigasi telah Saya jelaskan bagaimana menghitung volume. Setelah kita dapat volume saluran irigasi V = 290 M3 dengan Panjang 500 meter, maka untuk menghitung kebutuhan material yang digunakan seperti batu dan semen serta pasir kita buka di Analisa Harga Satuan Pekerjaan ( SNI).

Analisa Harga Satuan Pekerjaan pasangan batu tipe B


Karena di artikel cara menghitung volume saluran irigasi menggunakan pasangan batu ( batu kali ) maka di Analisa Harga Satuan Pekerjaan (SNI) dipakai Analisa : 1 M3 Pasangan Batu Tipe - B.

Dari Analisa Harga Satuan Pekerjaan untuk Bahan/Material yang terdiri dari Batu, pasir dan semen, koefisien dari masing – masing bahan/material dikalikan dengan volume yang didapat.

II. Bahan/Material
1.Batu :    1,100 M3
2.Pasir :    0,520 M3
3.Semen : 135,000 Kg

Volume pasangan batu untuk saluran V: 290 M3 ,  jadi :
1.Batu :    1,100 x 290 = 319 M3
2.Pasir :    0,520 x 290 = 151 M3
3.Semen : 135,000 : 50   = 2,7  Kg       ( 1 zak semen : 50 Kg )
                                 = 2,7 x 290 = 783 zak

Jadi kebutuhan material untuk pekerjaan pasangan batu saluran irigasi dengan Panjang 500 meter adalah:
1.Batu : 319 M3
2.Pasir : 151 M3
3.Semen : 783 zak

Demikianlah penjelasan tentang menghitung kebutuhan material pekerjaan saluran irigasi. Bila dalam penjelasan diatas ada kekeliruan tolong diberi masukan. Semoga bermanfaat penjelasan diatas. Terimah kasih.
Baca Artikel...

Metode Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Proctor Test

Untuk mengetahui karakteristik tanah maka perlu dilakukan pengujian tanah dimana alat yang digunakan yaitu Proctor test dan Sand Cone. Pengujian kepadatan suatu tanah bisa dilakukan secara langsung yaitu dengan membandingkan berat isi kering tanah dilapangan dengan berat isi kering tanah dilaboratorium. Dalam artikel Metode Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Proctor Test kita lakukan pengujian kepadatan  tanah di laboratorium.


Metode Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Proctor Test
























Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat
(butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. 

Menurut Terzaghi pengertian Tanah yaitu “tanah terdiri dari butiran-butiran hasil pelapukan massa batuan massive, dimana ukuran tiap butirnya dapat sebesar kerikil-pasir- lanau-lempung dan kontak antar butir tidak tersementasi termasuk bahan organik. (Das, 1994).

Persyaratan teknis yang harus dipenuhi dalam pengujian pemadatan tanah yaitu data-data yang didapat dari hasil test harus mendapatkan pengawasan khusus dari pengawas teknis guna menghindari data-data yang salah atau keliruh ketika pelaksanaan pengujian pemadatan tanah yang dilaksanakan dilapangan. 

A. Metode

Metode yang digunakan dalam  Proctor Test disesuaikan dengan peraturan AASHTO T 99 /SNIR-03-1742-1989 (Cara Uji Kepadatan Ringan Untuk Tanah) dan ASTM D698 / SNI-03-1743-1989 (Metode Pengujian Kepadatan berat Untuk Tanah). 
Pelaksanaan pengujian kepadatan tanah didasarkan pada standar perhitungan yang berlaku di Indonesia antara lain: 
1. Metoda Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir ( SNI-03-2828-1992 ) 
2. Metode Pengujian kadar air tanah ( SNI-03-1965-1990 ) 
3. Metode Pengujian batas plastis ( SNI-03-1966-1990 ) 
4. Metode Pengujian kepadatan berat untuk tanah ( SN1-03-1743-1989 / ASTM D698 ) 
5. Cara Uji Kepadatan Ringan Untuk Tanah ( SNI-R-03-1742-1989/ AASHTO T99 )

Hasil data-data pemadatan tanah yang didapat baik menggunakan Proctor Test dan Sand Cone Test bisa dipergunakan sebagai bahan acuan untuk pemadatan tanah pada pembangunan irigasi ,pembangunan jalan, jembatan, bangunan gedung, dan lain sebagainya.


Nilai akhir dari pengujian pemadatan tanah dengan Proctor tes yaitu berupa tabel dan grafik yang bisa digunakan hasil perbandingan nilai pemadatan antara di laboratorium dan di lapangan. Juga bisa di jadikan sebagai nilai acuan untuk mengambil nilai derajat kepadatan (D) yang akan diambil dari sampel tanah yang telah di ambil.

B. Material Dan Peralatan 

Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pengujian kepadatan tanah di Laboratorium antara lain :
1. Material test : Tanah
2. Tabung Mold
3. Proctor test
4. Saringan  
5. Timbangan
6. Alat Penumbuk 
7. Alat perlengkapan lainnya

Peralatan Proctor Test

C. Pelaksanaan Metode

Pelaksanaan pengujian kepadatan tanah dilaboratorium dilakukan sebagai berikut :
1. Material tanah yang telah diambil dari Borrow Area dijemur dibawah sinar matahari selama 2 jam sampai 4 jam atau sampai kering.
2. Tanah yang sudah kering diayak menggunakan saringan sampai halus
3. Kemudian masukan tanah kedalam tabung Mold lalu ditumbuk dan dipadatkan
4. Ratakan permukaan tanah dalam tabung Mold menggunakan alat perata
5. Setelah rata timbang tanah yang masih dalam tabung Mold kemudian dicatat berapa beratnya
6. Setelah ditimbang tanah dalam tabung mold di keluarkan menggunakan alat Proctor test
7. Setelah tanah dikeluarkan dari tabung Mold, kemudian tanah ditimbang lagi dan dicatat berapa beratnya.
8. Setelah ditimbang tanah diambil beberapa bagian kecil lalu dimasukan kedalam wadah kecil untuk dipanaskan kedalam oven.
9. Tanah setelah ditimbang diberi kode dan di masukan kedalam wadah plastik.

Demikianlah secara singkat penjelasan tentang Metode Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Proctor Test di laboratorium. Semoga penjelasan diatas dapat bermanfaat bagi teman-teman yang bekerja di laboratorium Teknik Sipil. Terimah kasih.
Baca Artikel...

Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Sand Cone

Pengujian kepadatan tanah diproyek biasanya dikerjakan pada suatu pekerjaan timbunan tanah. Timbunan tanah baik itu di konstruksi jalan atau saluran irigasi perlu dilakukan pengujian kepadatan tanah dengan menggunakan alat test Sand Cone.

Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Sand Cone

Sand Cone test merupakan alat yang digunakan untuk pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan menggunakan pasir dalam kering, bersih, keras dan tidak memiliki bahan pengikat sebagai parameter kepadatan tanah. Pasir yang digunakan adalah lolos saringan no.10 dan tertahan di saringan no.200. 

Lapisan tanah yang akan di test dengan alat Sand Cone pada proyek sesuai spesifikasi dengan ketebalan tidak boleh lebih dari 30 cm setelah dilapisan tanah dipadatkan dengan alat mesin gilas (vibro).

Peralatan yang digunakan untuk pengujian kepadatan tanah dilapangan dengan alat Sand Cone terdiri dari :
1.Tabung pasir dengan isi kurang lebih 4 liter.
2.Alat Timbangan. 
3.Pelat alas untuk penempatan corong dengan lubang berbentuk lingkaran bergaris tengah 16,51 cm.
4.Corong kalibrasi pasir berdiameter 16,51 cm.
5.Bahan Pasir yang bersifat dalam keadaan kering,bersih dan bebas dari bahan pengikat.
6.Speddy test.
7.Peralatan pendukung lain untuk membuat lubang galian tanah.


Prosedur pelaksanaan pengujian kepadatan tanah dilapangan, kondisi tempat yang akan dijadikan test Sand Cone telah siap, termasuk peralatan Sand Cone dan cuaca kondisi tidak hujan.

Prosedur pengujian dilapangan.

1. Bahan pasir yang telah setujui dimasukan kedalam botol kemudian ditimbang dan dicatat berat pasir.
2. Langka selanjutnya adalah menggali tanah dengan menempatkan plat, dengan kedalamn 15 cm.
3. Tanah dari galian di letakkan dalam wadah plastik
4. Kemudian tanah hasil galian di timbang dan dicatat, kemudian di test dengan menggunakan alat spedy test.
5. Botol yang telah diisi pasir dan yang sudah ditimbang di letakkan dalam 
posisi terbalik pada plat dasar yang telah digali, kemudian kran dibuka hingga pasir memenuhi lubang galian
6. Kemudian kita lihat berapa pasir yang masuk kedalam lobang galian tanah dan pasir yang masih tersisa di dalam botol.
7. Pasir yang masih tersisa dibotol ditimbang serta dicatat berpa berat ( satuan gram ).

Demikianlah penjelasan tentang Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Alat Sand Cone. Semoga bermanfaat. Terimah kasih.

Baca Artikel...

Stripping Clearing and Grubbing

Pembukaan lahan untuk suatu kegiatan proyek dimana lokasi lahan yang akan digunakan masih ditumbuhi pohon-pohon, rumput atau akar-akar semak belukar maka pekerjaan penebangan, pembersihan dan pembuangan pohon, akar semak belukar dan rumput harus segera dilaksanakan untuk menjamin terlaksananya kegiatan suatu proyek.

Stripping, Clearing and Grubbing
Dalam Spesifikasi Teknis telah dirumuskan dan dijelaskan Lingkup Pekerjaan, Pengukuran dan Pembayaran dari item Pekerjaan Stripping, Clearing dan Grubbing.


1. Pengupasan Tanah Lapis Atas (Stripping)
a. Lingkup Pekerjaan

Yang dimaksud dengan Stripping adalah Pekerjaan pengupasan tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput, akar- akaran maupun bahan non-organik: sisa bangunan fondasi dan lain-lain dan membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan saluran dan bangunan dan lokasi pengambilan tanah bahan timbun (borrow-pit) atau lokasi lain sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK.

Pengupasan  lapisan  tanah  bagian  atas  dilaksanakan  setebal  20  cm  atau  sesuai dengan gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Penyedia sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan PPK tentang batas wilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material hasil kupasan.

b. Pengukuran dan Pembayaran
Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan m-kubik (m3) yang dihitung dari  elevasi permukaan  tanah  asli  sampai  elevasi  batas  kupasan  sesuai  dengan gambar kerja yang telah disepakati.

Pembayaran pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian atas ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga kecuali dilokasi borrow-pit pengupasan tanah lapisan atas tidak dibayar.


2. Pencabutan Pohon dan Penebasan, Pembersihan Belukar (Clearing and Grubbing)

a. Lingkup Pekerjaan

Yang dimaksud dengan Clearing and Grubbing adalah Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran tanah  dari  pangkal/tunggul  batang  pohon,  gelondongan  kayu, belukar dan tanaman lain serta bahan non-organik yang berupa pagar, bangunan, fondasi, puing dan kotoran lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar kerja atau dalam batas wilayah garis sempadan daerah/lokasi pekerjaan.

Penyedia wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan ini dilaksanakan terutama batas daerah yang akan ditebas dan dibersihkan, dan pohon, bangunan dan obyek lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja yang harus menjaga keutuhan tanaman dan bangunan diluar batas daerah kerja. Bila metoda tebas-bakar dipilih Penyedia dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pengendalian, keamanan, dan penilaian atas aspek lingkungan harus diperhatikan.

Stripping, Clearing and Grubbing
Untuk keperluan pengukuran dan pembayaran pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar diklasifikasikan sebagai berikut:

Tipe-A   : semak belukar atau tanah pertanian sawah, tanaman pangan lain dan buah-buahan.

Tipe-B  :  hutan  ringan  atau  hutan  sekunder  termasuk  perkebunan  karet  atau kelapa sawit termasuk tanaman sela.

Tipe-C   :  hutan rimba atau hutan lebat yang masih asli.

Tipe-D   :  rumput, semak dan belukar untuk normalisasi saluran.

Penjelasan  berkaitan  dengan  hal  diatas  akan  diberikan  oleh  PPK  berdasarkan kondisi lokasi pekerjaan.

Bila lahan dalam batas wilayah garis sempadan didominasi tanaman yang tingginya kurang dari 2,0 m atau tanaman dengan diameter batas setinggi dada (DSD) kurang dari 10 cm, maka pembukaan dan pembersihan lahan didaerah tersebut tidak dapat dikategorikan  sebagai  pekerjaan  ”penebasan  dan  pembersihan  semak  belukar” dalam Spesifikasi Teknik ini, tetapi sebagai pekerjaan stripping yaitu pengupasan tanah organik: lapisan rumput, tanah bagian atas, akar-akaran dan bahan non-organik yaitu sisa bangunan, fondasi dan lain-lain serta mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan.

b. Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran pekerjaan ini dilaksanakan dalam satuan luas meter persegi ( M2) yang diukur dalam batas wilayah garis sempadan dan pembayaran untuk pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Demikianlah penjelasan tentang Stripping, clearing and Grubbing. Semoga dapat bermanfaat. Terimah kasih.

Baca Artikel...