Menghitung Volume Pekerjaan Pasangan Batu

Dalam kehidupan sehari hari sering kita jumpai uatu pekerjaan baik pekerjaan konstruksi seperti pekerjaan jalan,  pekerjaan gedung, pekerjaan jembatan dan lain-lain.

Bagi kita atau orang yang bekerja di bidang konstruksi maka menghitung berapa banyak kebutuhan bahan atau material bangunan untuk pekerjaan atau menghitung volume pekerjaan menjadi suatu keharusan.

Menghitung Volume Pekerjaan Pasangan Batu



Pada kesempatan baik ini Saya akan mencoba menjawab salah satu pertayaan dari teman kita dari artikel saya yaitu cara menghitung volume saluran irigasi. Pertayaan yang diajukan yaitu bagaimana cara menghitung volume pekerjaan pasangan batu.

Pekerjaan Pasangan Batu biasanya sering kita jumpai pada pekerjaan pondasi rumah, pekerjaan saluran konstruksi jalan, pekerjaan tembok penahan atau Talud, pekerjaan saluran irigasi dan lain sebagainya.

Di artikel bagaimana cara menghitung volume pekerjaan pasangan batu Saya akan coba menjelaskan cara menghitung pekerjaan pasangan batu pondasi rumah dan cara menghitung pekerjaan pasangan batu pada saluran konstruksi jalan.

I.  Pekerjaan Pasangan Batu Pondasi Rumah
II. Pekerjaan Pasangan Batu Konstruksi Jalan

Penjelasan dari pekerjaan pasangan batu sebagai berikut:

I. Pekerjaan Pasangan Batu Pondasi Rumah


Pekerjaan Pasangan Batu Pondasi Rumah



Dari contoh pasangan pondasi batu kali gambar diatas bisa kita dapat Data-Data sebagai berikut :

a. Lebar Atas ( La ) : 40 cm
b. Lebar Bawah ( Lb ) : 60 cm
c. Tinggi Pondasi ( H ) : 80 cm
d. Panjang Pondasi  ( P ) : 300 meter

Cara menghitung sebagai berikut :

Rumus menghitung pasangan batu


Hasil perkalian pasangan batu


II. Pekerjaan Pasangan Batu Pada Saluran Konstruksi Jalan


Pasangan batu kali





Dari contoh saluran pasangan batu kali gambar diatas bisa kita dapat Data-Data sebagai berikut :

a.Lebar Atas ( La ) : 1.20 cm
b.Lebar Bawah ( Lb )       : 98 cm
c.Tinggi Saluran ( H ) : 80 cm
d.Panjang Pondasi ( P )   : 500 meter

Cara menghitung sebagai berikut :

1. Langka Pertama kita hitung Dimensi bagian Luar Saluran

Data Dimensi bagian luar Saluran adalah :
a.Lebar Atas ( La ) : 1.20 cm
b.Lebar Bawah ( Lb ) :   98 cm
c.Tinggi Saluran ( T )          :   80 cm

Rumus = ( La + Lb ) / 2 x T
        = ( 1.20 + 0,98 )/ 2 x 0,80
        = 0,87 M2

2. Langka Kedua kita hitung Dimensi bagian Dalam Saluran

Data Dimensi bagian Dalam Saluran adalah :
a.Lebar Atas ( La )         : 80 cm
b.Lebar Bawah ( Lb )         : 60 cm
c.Tinggi Saluran ( T )         : 70 cm

Rumus = ( La + Lb ) / 2 x T
        = ( 0,80 + 0,60 )/ 2 x 70
         = 0,49 M2

3.Setelah di dapat Volume saluran bagian dalam dan Volume saluran bagian luar, maka hasilnya kita kurangi.
a.Volume saluran luar = 0,87 M2
b.Volume saluran dalam = 0,49 M2

c.Volume = 0,87 M2 – 0,49 M2
        = 0,38 M2

d.Jadi total volume pekerjaan pasangan batu dengan panjang 500 meter adalah :

Total Volume = 500 M x 0,38 M2
                = 191 M3

Demikianlah penjelasan bagaimana cara menghitung volume pekerjaan pasangan batu. Semoga bermanfaat. Terimah kasih.

Baca Artikel...

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming

Saluran irigasi merupakan bagian dari bendung yang mana berfungsi untuk menyalurkan air dari bendung ke petak-petak sawah yang akan dialiri. Lokasi pekerjaan pembangunan saluran irigasi sangat luas dan biasanya panjang saluran irigasi bisa mencapai puluhan kilometer.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming



Oleh karena itu dalam pekerjaan pembangunan saluran irigasi akan terjadi masalah sosial di sekitar lokasi pembangunan. Pekerjaan pembangunan saluran irigasi yang paling dominan yaitu pekerjaan tanah antara lain pekerjaan galian, pekerjaan timbunan dan pekerjaan konstruksi biasanya pekerjaan pembuatan Drain Culvert dan Road Culvert. Sebelum memulai pekerjaan apakah itu pekerjaan tanah, pekerjaan beton, dan pekerjaan lainnya maka Penyediah Jasa ( Kontraktor ) di haruskan untuk membuat Metode Pelaksanaan Pekerjaan. 

Pada kesempatan ini Saya akan menjelaskan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming pada pekerjaan saluran irigasi. 
A. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
B. Bagian Alur Pelaksanaan Pekerjaan
C. Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming

Penjelasan dari Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah ( Trimming ) sebagai berikut :

A.Metode Pelaksanaan  Pekerjaan Galian Trimming

Tahap – tahap pelaksanaan metode pekerjaan galian Trimming pada saluran irigasi sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi bahaya dan resiko yang bisa timbul di lokasi kerja dan menempatkan ahli K3 di lapangan.
2. Membuat rambu-rambu tanda bahaya dan jalur arah evakuasi bila terjadi hal – hal yang tidak  di inginkan di lokasi kerja.
3. Menyiapkan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi dan peralatan kerja  ( alat Waterpas  Rambu ) serta peralatan berat yaitu alat Excavator. 

Baca juga : 
4. Melaksanakan pemasangan patok elevasi di saluran irigasi dan sumbu ke sumbu, selanjutnya  dilakukan pekerjaan pembersihan lokasi kerja yang dapat mengganggu pekerjaan galian tanah.
5. Selanjutnya dilakukan pengukuran dengan alat waterpass serta pemasangan patok atau setting out per 50 meter atau sesuai dengan gambar kerja.
6. Pekerjaan galian dengan alat excavator dalam membentuk saluran dengan kemiringan dan dimensi sesuai dengan gambar kerja.
7. Dilakukan pengukuran ulang dengan alat Waterpass, atau pengecekan kembali elevasi saluran yangtelah dikerjakan menggunakan alat excavator.
8. Hasil dari pekerjaan galian ( Trimming ) kemudian di buang di sisi sebelah kiri dan sisi sebelah kanan saluran, kemudian dirapikan hasil galian sesuai dengan elevasi dan kemiringan yang               dianjurkan.
9. Pemadatan hasil galian Trimming di kiri dan kanan saluran dilakukan dengan alat vibro roller.


B.Bagian Alur Pelaksanaan Pekerjaan

Item Pekerjaan : Pekerjaan Galian ( Trimming )

Bagian Alur Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming



C.Gambar Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming


Gambar pelaksanaan pekerjaan galian trimming




Gambar pelaksanaan pekerjaan galian trimming



Demikianlah penjelasan tentang Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Trimming. Semoga bermanfaat. Trimah kasih.
Baca Artikel...

Menghitung Kebutuhan Material Pekerjaan Saluran Irigasi

Menghitung kebutuhan material pada pekerjaan konstruksi seperti Semen, pasir dan batu merupakan suatu keharusan bagi kontraktor (penyediah jasa). Karena dengan menghitung berapa jumlah kebutuhan material yang digunakan pada proyek maka kontraktor (penyediah jasa) dapat mengetahui kentungan dan kerugian.

Menghitung Kebtuhan Material Pekerjaan Saluran Irigasi

  
Menjawab salah satu pertayaan dari Putri Pantura yaitu " Kalo menghitung kebutuhan batunya sama semennya abis berapa gimana.... "

Untuk itu saya mencoba menjawab pertayaan dari Putri Pantura dari artikel saya yaitu Cara Menghitung Volume Saluran Irigasi

Salah satu artikel Saya yaitu cara menghitung volume saluran irigasi telah Saya jelaskan bagaimana menghitung volume. Setelah kita dapat volume saluran irigasi V = 290 M3 dengan Panjang 500 meter, maka untuk menghitung kebutuhan material yang digunakan seperti batu dan semen serta pasir kita buka di Analisa Harga Satuan Pekerjaan ( SNI).

Analisa Harga Satuan Pekerjaan pasangan batu tipe B


Karena di artikel cara menghitung volume saluran irigasi menggunakan pasangan batu ( batu kali ) maka di Analisa Harga Satuan Pekerjaan (SNI) dipakai Analisa : 1 M3 Pasangan Batu Tipe - B.

Dari Analisa Harga Satuan Pekerjaan untuk Bahan/Material yang terdiri dari Batu, pasir dan semen, koefisien dari masing – masing bahan/material dikalikan dengan volume yang didapat.

II. Bahan/Material
1.Batu :    1,100 M3
2.Pasir :    0,520 M3
3.Semen : 135,000 Kg

Volume pasangan batu untuk saluran V: 290 M3 ,  jadi :
1.Batu :    1,100 x 290 = 319 M3
2.Pasir :    0,520 x 290 = 151 M3
3.Semen : 135,000 : 50   = 2,7  Kg       ( 1 zak semen : 50 Kg )
                                 = 2,7 x 290 = 783 zak

Jadi kebutuhan material untuk pekerjaan pasangan batu saluran irigasi dengan Panjang 500 meter adalah:
1.Batu : 319 M3
2.Pasir : 151 M3
3.Semen : 783 zak

Demikianlah penjelasan tentang menghitung kebutuhan material pekerjaan saluran irigasi. Bila dalam penjelasan diatas ada kekeliruan tolong diberi masukan. Semoga bermanfaat penjelasan diatas. Terimah kasih.
Baca Artikel...

Metode Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Proctor Test

Untuk mengetahui karakteristik tanah maka perlu dilakukan pengujian tanah dimana alat yang digunakan yaitu Proctor test dan Sand Cone. Pengujian kepadatan suatu tanah bisa dilakukan secara langsung yaitu dengan membandingkan berat isi kering tanah dilapangan dengan berat isi kering tanah dilaboratorium. Dalam artikel Metode Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Proctor Test kita lakukan pengujian kepadatan  tanah di laboratorium.


Metode Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Proctor Test
























Dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat
(butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. 

Menurut Terzaghi pengertian Tanah yaitu “tanah terdiri dari butiran-butiran hasil pelapukan massa batuan massive, dimana ukuran tiap butirnya dapat sebesar kerikil-pasir- lanau-lempung dan kontak antar butir tidak tersementasi termasuk bahan organik. (Das, 1994).

Persyaratan teknis yang harus dipenuhi dalam pengujian pemadatan tanah yaitu data-data yang didapat dari hasil test harus mendapatkan pengawasan khusus dari pengawas teknis guna menghindari data-data yang salah atau keliruh ketika pelaksanaan pengujian pemadatan tanah yang dilaksanakan dilapangan. 

A. Metode

Metode yang digunakan dalam  Proctor Test disesuaikan dengan peraturan AASHTO T 99 /SNIR-03-1742-1989 (Cara Uji Kepadatan Ringan Untuk Tanah) dan ASTM D698 / SNI-03-1743-1989 (Metode Pengujian Kepadatan berat Untuk Tanah). 
Pelaksanaan pengujian kepadatan tanah didasarkan pada standar perhitungan yang berlaku di Indonesia antara lain: 
1. Metoda Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir ( SNI-03-2828-1992 ) 
2. Metode Pengujian kadar air tanah ( SNI-03-1965-1990 ) 
3. Metode Pengujian batas plastis ( SNI-03-1966-1990 ) 
4. Metode Pengujian kepadatan berat untuk tanah ( SN1-03-1743-1989 / ASTM D698 ) 
5. Cara Uji Kepadatan Ringan Untuk Tanah ( SNI-R-03-1742-1989/ AASHTO T99 )

Hasil data-data pemadatan tanah yang didapat baik menggunakan Proctor Test dan Sand Cone Test bisa dipergunakan sebagai bahan acuan untuk pemadatan tanah pada pembangunan irigasi ,pembangunan jalan, jembatan, bangunan gedung, dan lain sebagainya.


Nilai akhir dari pengujian pemadatan tanah dengan Proctor tes yaitu berupa tabel dan grafik yang bisa digunakan hasil perbandingan nilai pemadatan antara di laboratorium dan di lapangan. Juga bisa di jadikan sebagai nilai acuan untuk mengambil nilai derajat kepadatan (D) yang akan diambil dari sampel tanah yang telah di ambil.

B. Material Dan Peralatan 

Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pengujian kepadatan tanah di Laboratorium antara lain :
1. Material test : Tanah
2. Tabung Mold
3. Proctor test
4. Saringan  
5. Timbangan
6. Alat Penumbuk 
7. Alat perlengkapan lainnya

Peralatan Proctor Test

C. Pelaksanaan Metode

Pelaksanaan pengujian kepadatan tanah dilaboratorium dilakukan sebagai berikut :
1. Material tanah yang telah diambil dari Borrow Area dijemur dibawah sinar matahari selama 2 jam sampai 4 jam atau sampai kering.
2. Tanah yang sudah kering diayak menggunakan saringan sampai halus
3. Kemudian masukan tanah kedalam tabung Mold lalu ditumbuk dan dipadatkan
4. Ratakan permukaan tanah dalam tabung Mold menggunakan alat perata
5. Setelah rata timbang tanah yang masih dalam tabung Mold kemudian dicatat berapa beratnya
6. Setelah ditimbang tanah dalam tabung mold di keluarkan menggunakan alat Proctor test
7. Setelah tanah dikeluarkan dari tabung Mold, kemudian tanah ditimbang lagi dan dicatat berapa beratnya.
8. Setelah ditimbang tanah diambil beberapa bagian kecil lalu dimasukan kedalam wadah kecil untuk dipanaskan kedalam oven.
9. Tanah setelah ditimbang diberi kode dan di masukan kedalam wadah plastik.

Demikianlah secara singkat penjelasan tentang Metode Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Proctor Test di laboratorium. Semoga penjelasan diatas dapat bermanfaat bagi teman-teman yang bekerja di laboratorium Teknik Sipil. Terimah kasih.
Baca Artikel...

Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Sand Cone

Pengujian kepadatan tanah diproyek biasanya dikerjakan pada suatu pekerjaan timbunan tanah. Timbunan tanah baik itu di konstruksi jalan atau saluran irigasi perlu dilakukan pengujian kepadatan tanah dengan menggunakan alat test Sand Cone.

Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Sand Cone

Sand Cone test merupakan alat yang digunakan untuk pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan menggunakan pasir dalam kering, bersih, keras dan tidak memiliki bahan pengikat sebagai parameter kepadatan tanah. Pasir yang digunakan adalah lolos saringan no.10 dan tertahan di saringan no.200. 

Lapisan tanah yang akan di test dengan alat Sand Cone pada proyek sesuai spesifikasi dengan ketebalan tidak boleh lebih dari 30 cm setelah dilapisan tanah dipadatkan dengan alat mesin gilas (vibro).

Peralatan yang digunakan untuk pengujian kepadatan tanah dilapangan dengan alat Sand Cone terdiri dari :
1.Tabung pasir dengan isi kurang lebih 4 liter.
2.Alat Timbangan. 
3.Pelat alas untuk penempatan corong dengan lubang berbentuk lingkaran bergaris tengah 16,51 cm.
4.Corong kalibrasi pasir berdiameter 16,51 cm.
5.Bahan Pasir yang bersifat dalam keadaan kering,bersih dan bebas dari bahan pengikat.
6.Speddy test.
7.Peralatan pendukung lain untuk membuat lubang galian tanah.


Prosedur pelaksanaan pengujian kepadatan tanah dilapangan, kondisi tempat yang akan dijadikan test Sand Cone telah siap, termasuk peralatan Sand Cone dan cuaca kondisi tidak hujan.

Prosedur pengujian dilapangan.

1. Bahan pasir yang telah setujui dimasukan kedalam botol kemudian ditimbang dan dicatat berat pasir.
2. Langka selanjutnya adalah menggali tanah dengan menempatkan plat, dengan kedalamn 15 cm.
3. Tanah dari galian di letakkan dalam wadah plastik
4. Kemudian tanah hasil galian di timbang dan dicatat, kemudian di test dengan menggunakan alat spedy test.
5. Botol yang telah diisi pasir dan yang sudah ditimbang di letakkan dalam 
posisi terbalik pada plat dasar yang telah digali, kemudian kran dibuka hingga pasir memenuhi lubang galian
6. Kemudian kita lihat berapa pasir yang masuk kedalam lobang galian tanah dan pasir yang masih tersisa di dalam botol.
7. Pasir yang masih tersisa dibotol ditimbang serta dicatat berpa berat ( satuan gram ).

Demikianlah penjelasan tentang Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Alat Sand Cone. Semoga bermanfaat. Terimah kasih.

Baca Artikel...

Stripping Clearing and Grubbing

Pembukaan lahan untuk suatu kegiatan proyek dimana lokasi lahan yang akan digunakan masih ditumbuhi pohon-pohon, rumput atau akar-akar semak belukar maka pekerjaan penebangan, pembersihan dan pembuangan pohon, akar semak belukar dan rumput harus segera dilaksanakan untuk menjamin terlaksananya kegiatan suatu proyek.

Stripping, Clearing and Grubbing
Dalam Spesifikasi Teknis telah dirumuskan dan dijelaskan Lingkup Pekerjaan, Pengukuran dan Pembayaran dari item Pekerjaan Stripping, Clearing dan Grubbing.


1. Pengupasan Tanah Lapis Atas (Stripping)
a. Lingkup Pekerjaan

Yang dimaksud dengan Stripping adalah Pekerjaan pengupasan tanah lapis atas yang banyak mengandung bahan organik: rumput, akar- akaran maupun bahan non-organik: sisa bangunan fondasi dan lain-lain dan membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi pekerjaan saluran dan bangunan dan lokasi pengambilan tanah bahan timbun (borrow-pit) atau lokasi lain sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK.

Pengupasan  lapisan  tanah  bagian  atas  dilaksanakan  setebal  20  cm  atau  sesuai dengan gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Penyedia sebelum melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan PPK tentang batas wilayah yang tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material hasil kupasan.

b. Pengukuran dan Pembayaran
Prestasi kerja untuk pekerjaan ini diukur dalam satuan m-kubik (m3) yang dihitung dari  elevasi permukaan  tanah  asli  sampai  elevasi  batas  kupasan  sesuai  dengan gambar kerja yang telah disepakati.

Pembayaran pekerjaan pengupasan lapisan tanah bagian atas ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga kecuali dilokasi borrow-pit pengupasan tanah lapisan atas tidak dibayar.


2. Pencabutan Pohon dan Penebasan, Pembersihan Belukar (Clearing and Grubbing)

a. Lingkup Pekerjaan

Yang dimaksud dengan Clearing and Grubbing adalah Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran tanah  dari  pangkal/tunggul  batang  pohon,  gelondongan  kayu, belukar dan tanaman lain serta bahan non-organik yang berupa pagar, bangunan, fondasi, puing dan kotoran lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar kerja atau dalam batas wilayah garis sempadan daerah/lokasi pekerjaan.

Penyedia wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan ini dilaksanakan terutama batas daerah yang akan ditebas dan dibersihkan, dan pohon, bangunan dan obyek lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja yang harus menjaga keutuhan tanaman dan bangunan diluar batas daerah kerja. Bila metoda tebas-bakar dipilih Penyedia dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pengendalian, keamanan, dan penilaian atas aspek lingkungan harus diperhatikan.

Stripping, Clearing and Grubbing
Untuk keperluan pengukuran dan pembayaran pekerjaan penebasan dan pembersihan semak belukar diklasifikasikan sebagai berikut:

Tipe-A   : semak belukar atau tanah pertanian sawah, tanaman pangan lain dan buah-buahan.

Tipe-B  :  hutan  ringan  atau  hutan  sekunder  termasuk  perkebunan  karet  atau kelapa sawit termasuk tanaman sela.

Tipe-C   :  hutan rimba atau hutan lebat yang masih asli.

Tipe-D   :  rumput, semak dan belukar untuk normalisasi saluran.

Penjelasan  berkaitan  dengan  hal  diatas  akan  diberikan  oleh  PPK  berdasarkan kondisi lokasi pekerjaan.

Bila lahan dalam batas wilayah garis sempadan didominasi tanaman yang tingginya kurang dari 2,0 m atau tanaman dengan diameter batas setinggi dada (DSD) kurang dari 10 cm, maka pembukaan dan pembersihan lahan didaerah tersebut tidak dapat dikategorikan  sebagai  pekerjaan  ”penebasan  dan  pembersihan  semak  belukar” dalam Spesifikasi Teknik ini, tetapi sebagai pekerjaan stripping yaitu pengupasan tanah organik: lapisan rumput, tanah bagian atas, akar-akaran dan bahan non-organik yaitu sisa bangunan, fondasi dan lain-lain serta mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan.

b. Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran pekerjaan ini dilaksanakan dalam satuan luas meter persegi ( M2) yang diukur dalam batas wilayah garis sempadan dan pembayaran untuk pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang ditawarkan Penyedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Demikianlah penjelasan tentang Stripping, clearing and Grubbing. Semoga dapat bermanfaat. Terimah kasih.

Baca Artikel...

Klasifikasi Pekerjaan Galian

Pekerjaan proyek terutama pada proyek konstruksi selalu kita akan menjumpai suatu Pekerjaan Galian. Dari ukuran atau dimensi dari gambar galian akan selalu berbeda pada setiap pekerjaan. Untuk pekerjaan galian dapat diklasifikasi menjadi 2 macam klasifikasi yaitu Pekerjaan Galian Tanah dan Pekerjaan Galian Batu.

Klasifikasi Pekerjaan Galian


Penjelasan dari kedua pekerjaan galian tanah dan pekerjaan galian batu adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan Galian Tanah
Yang dimaksud dari pekerjaan galian tanah dalah pekerjaan tanah, sedimen atau endapan, kerikil, kerakal, atau batu yang dapat digali dengan mudah tanpa menggunakan alat khusus (ripper) atau peledakan termasuk upaya penanganannya, pembentukan/perapian lubang galian agar sesuai dengan lokasi, jalur, elevasi, kelandaian dan dimensi seperti yang telah ditetapkan dalam gambar.

Pekerjaan Galian Tanah diklasifikasi 5 (lima) tipe galian sesuai dengan kondisi dan lokasi daerah penggalian sebagai berikut:

Tipe-A :  galian untuk saluran, jalan, drainasi dan galian tanah biasa lainnya yang berada diatas permukaan air.

Tipe-B :  galian  tanah  endapan,  longsoran/puing/debris,  diatas  permukaan  air untuk normalisasi saluran.

Tipe-C : galian untuk fondasi bangunan irigasi dan bangunan pelengkap.

Tipe-D : galian dibawah permukaan air pada saluran tanpa upaya pengeringan/pemompaan.

Tipe-E :  galian dasar sungai untuk pembangunan bendung, tanggul sungai, dan fasilitas lainnya, dimana tanah di  lokasi galian mengandung banyak kerikil, kerakal dan  batu.

Dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan profil pekerjaan galian untuk dasar dan tebing yang telah selesai digali harus dirapikan dan dipadatkan dan diperiksa owner untuk mendapat persetujuan sebelum bangunan di atasnya, konstruksi beton atau pasangan batu dilaksanakan.

Bila dalam metoda pekerjaan galian diperlukan penimbunan sementara tanah hasil galian (stock-piling) sebelum tanah tersebut diangkut ke lokasi penimbunan permanen sebagai tanggul atau bangunan permanen lainnya sehingga berakibat 2 (dua) kali kerja atau double-handling, maka biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia (kontraktor) untuk kegiatan tersebut, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan galian atau timbunan.


2. Pekerjaan Galian Batu

a. Galian Tipe-F, Galian Batu Lunak

Galian Tipe-F, galian batu lunak adalah galian batu yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan peralatan bantu tertentu misalnya ripping dozer, pick hammer dan giant breaker tanpa menggunakan metoda kerja peledakan/blasting.

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka biaya tambahan yang dikeluarkan termasuk keselamatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia ( kontraktor).

Pekerjaan galian Tipe-F, sudah termasuk pengangkutan batu hasil galian ke lokasi pembuangan yang disediakan Penyedia (kontraktor) dan disetujui oleh Owner dalam hal ini Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

b. Galian Tipe-G, Galian Batu Keras

Galian Tipe-G, galian batu keras adalah galian batu yang berada di lokasi pekerjaan berupa lapisan batuan masif, padat, dan kokoh atau berupa batuan lepas dengan volume masing-masing lebih dari 1,0 meter kubik dengan diameter lebih dari 0,30 m yang tidak dapat dipisahkan tanpa peledakan atau dengan bulldozer dan peralatan berat  lainnya. Batuan  seperti  ini dapat disebut juga  sebagai ”sound-rock”  yang karena keras dan susunan teksturnya tidak dapat dipecah dengan hand pick-hammer.

Klasifikasi batu galian Tipe-G, Galian Batu Keras akan diputuskan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berdasarkan kondisi di lapangan, antara lain bila perlu dilakukan uji-coba produktivitas peralatan.

Pekerjaan galian batu Tipe-G, dianggap sudah termasuk biaya untuk pengangkutan batu   hasil galian ke lokasi pembuangan yang disediakan Penyedia (kontraktor) dan disetujui oleh owner atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Demikianlah penjelasan tentang Klasifikasi Pekerjaan Galian, semoga bermanfaat. Terimah kasih.

Baca Artikel...