Aspal Retona Blend 55

Aspal Retona Blend 55 merupakan campuran aspal minyak pen 60 atau pen 80 dengan asbuton hasil olahan semi ekstraksi ( refinery buton asphalt ). Penggunaan Retona Blend 55 lebih diutamakan untuk melapis ruas jalan dengan temperature perkerasan beraspal yang tinggi untuk melayani lalu lintas berat dan p[adat yaitu untuk beban lalu lintas rencana > 10.000.000 ESA atau LHR > 2000 kendaraan per hari dengan jumlah kendaraan truk lebih dari 15 %.
prose pembuatan aspal retona blend 55





A.  Tahapan Pembuatan Formula Campuran Kerja ( FCK )

Untuk keperluan perencanaan campuran beraspal panas di laboratorium diperlukan contoh agregat, Retona blend 55 dan filler (bila diperlukan) yang cukup untuk pengujian. Setelah semua jenis bahan yang akan digunakan dalam perencanaan diuji dan telah memenuhi persyaratan, dilanjutkan dengan langka-langka pembuatan FCK.



No
Uraian
Jumlah Contoh
Keterangan
1
Retona Blend 55
4 Liter
Stockpile
2
Agregat Kasar
25 Kg
Bin dingin/stockpile
3
Agregat Halus
25 Kg
Bin dingin/stockpile
4
Bahan Pengisi (Bila diperlukan)
10 Kg
Bin dingin/stockpile


  Sumber :Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga
                       Penggunaan Aspal Retona Blend 55 Dalam Campuran Beraspal Panas

Baca Artikel...

Pembangunan Dermaga Sungai Pada Daerah Jalur

Indonesia negara Kepulawan dimana terdapat 5 pulau terbesar yang ada di Indonesia yaitu Pulau Sumatera, Pulau Kalimantam, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi dan Pulau Papua ( Dulu Irian Jaya). dari kesemua pulau itu terbentang dari Sabang sampai Merauke, selain itu terdapat pula pulau-pulau kecil yang terhubung dengan laut dan selat.
Disetiap pulau yang ada di Indonesia terdapat sungai-sungai besar dan keciul, yang mana sangat berguna bagi kehidupan penduduk yang tinggal di pinggiran sungai tersebut. Pembangunan Dermaga di jaur sungai sangat membantu bagi perekonomian warga setempat. Selama ini masih terdapat dermaga yang ada di jalur konstruksi masih menggunakan kayu atau papan sebagai tempat bersandar perahu, yang mana dari segi konstruksi tidak dapat betahan lama. Oleh karena itu perlu adanya upaya dari Pemerintah setempat untuk membangun dermaga di jalur sungai.
Salah satu Dermaga Sungai khususnya di daerah yang banyak di lalui jalur sungai yaitu terdapat di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Pembangunan Dermaga di jalur tersebut mempunyai ukuran yang tidak terlalu besar, di banding dermaga yang bertada di laut. Dikarenakan jalur sungai yang terdapat di Kabupaten Banyuasin mempunyai bentang sungai tidak terlalu besar yakitu kurang lebih 15 m, maka ukuran dermaga tidak lebih dari ukuran lebar sungai.
Pembangunan dermaga dengan pondasi tiang pancang pipa diameter 8
Poto pembangunan dermaga dimana pondasi tiang pancang menggunakan pipa diameter 6. Skur diameter 3. Ukuran dermaga yang terdapat di jalur sungai menyesuaikan ukuran lebar sungai setempat, yaitu dermaga dengan ukuran 4 x 6 M2. Konstruksi tiang pancang pipa diameter 6 dengan di isi cor beton di dalamnya. Selain itu terdapat pula tangga di sebelah dermaga untuk menaikan penumpang. Waktu yang diperlukan dalam pembangunan dermaga di jalur yaitu 3 bulan. 
Konstruksi tiang pancang selain menggunakan pipa bisa menggunakan cor beton. Dari segi mutu konstruksi cor beton lebih tahan di banding pipa dikarenakan derajat keasaman (ph) di jalur sungai tinggi. Bila dibandingkan dari segi waktu konstruksi cor beton harus menunggu air sungai surut, untuk dapat dikerjakann dibanding pondasi menggunakan pipa.
alat tumbuk tiang pancang
Proses pemancangan pondasi dermaga, dimana pondai dermaga menggunakan pipa maka alat yang dipakai adalah alat tumbuk seperti poto di sebelah. Pemancangan pipa menggunakan alat tumbuk harus mencapai tanah keras. panjang pipa yang dipakai adalah 4 m.
Langka awal dalam pelaksanaan pembangunan dermaga adalah menentukan titik nol dimana lokasi dermaga akan di bangun, yang dalam hal ini di lakukan bersama Dinas terkait.  Penyediah Jasa harus menempatkan pelaksana lapangan yang akan mengurus segala kemajuan progres fisik di lapangan dan selalu berkoordinasi dengan Pengawas Dinas dan Pengawas konsultan.
Pengawas lapangan harus bisa membaca gambar, sehingga waktu pelaksanaan di lapangan tidak mengalami kendala. Selalu berkoordinasi dengan pengawas lapangan bila terdapat kendala di lapangan. Selain itu juga pelaksana lapangan bisa menghitung volume yang ada di rencana anggaran biaya (rab) sehingga volume yang ada di RAB tidak over.
Waktu pelaksanaan pembangunan dermaga harus mengacu pada kontrak yang ada dan sesuai dengan Schedule yang telah dibuat.Selesainya pembangunan dermaga sangat bermanfaat bagi masyarakat yang ada di pinggir jalur sungai.
pembangunan dermaga di jalur sungai
Semoga artikel ini dapat bermanfaat, bagi rekan-rekan yang berkecimpung di proyek.
   
Baca Artikel...

Arti ‘K’ Pada Beton K-250

Beton adalah campuran dari agregat halus dan agregat kasar (kerikil, Pasir, batu pecah )dan campuran lain adalah semen dan air. Dari semua itu agregat halus, agregat kasar, semen dan air di satukan dalam perbandingan tertentu sehingga akan terjadi reaksi hidrolis.

Pengertian beton K-250>

Secara umum beton terdiri dari approx 15 % semen, 8 % air, 3 % udara. Selebihnya pasir dan kerikil. Setelah proses pencampuran beton mempunyai sifat yang berbeda-beda, tergantung dari cara pembuatannya. Komposisi campuran beton, cara mencapur, cara mengangkut, cara mencetak, cara memadat dan cara perawatan dan sebagainya akan mempengaruhi dari sifat-sifat beton itu sendiri.

Karakteristik Beton sekarang sudah sampai di K-300, mungkin bisa lebih dari itu. K-250 adalah karakteristik kekuatan beton rencana dengan kekuatan sampai batas beban 250 kg untuk area 1 cm2. Secara empiris ini dicapai pada umur 28 hari beton semenjak selesai pengecoran beton. 
Baca Artikel...

Proses Pembuatan Beton Normal

Konstruksi  bangunan bertingkat, baik bangunan bertingkat atau tidak, unsur bahan beton sangat diperlukan bahkan mempunyai fungsi yang dominan. Oleh krena itu diperlukan unsur yang terkait dalam pengendalian dan pengawasan mutu (Quality Control ) beton. Para perencana konstruksi lebih cendrung memilih beton di karenakan beton memiliki sifat-sifat yang menguntungkan, sifat-sifat beton itu antara lain : 

Proses pembuatan beton normal dengan bahan semen, agregat, pasir dan air

A. Bahan atau Material Beton
Sebelum beton digunakan untuk konstruksi, bahan beton harus disiapkan seperti semen, agregat kasar, agregat halus dan air. Semen yang digunakan adalah semen portland standar pabrik yaitu semen portland type 1. Agregat kasar adalah kerikil hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran antara 5 – 40 mm. 

Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alam dari batu atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5.0 mm.


Air yang digunakan sebagai bahan campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan kimia.
     B.     Proses Pembuatan Beton Normal
  Dalam proses pembuatan beton normal hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :
  1. Pemeriksaan bahan atau material beton harus sesuai dengan standar pemeriksaan beton seperti SNI, SKSNI, ASTM DAN AASHTO

2. Pemeriksaan Agregat Kasar
Pemeriksaan Agregat kasar yang digunakan dam proses campuran beton meliputi :
a.Pemeriksan berat isi
b.Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan
c.Pemeriksaan menggunakan analisa saringan
d.Pemeriksaan agregat dengan mesin Los Angeles

3. Pemeriksaan Agregat Halus
Pemeriksaan Agregat Halus yang digunakan dam proses campuran beton meliputi :
a.Pemeriksan berat isi
b.Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan
c.Pemeriksaan menggunakan analisa saringan
d.Pemeriksaan Organik Im Purities

4. Pemeriksaan Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih dan bebas dan tidak boleh mengandung asam, alkalin, bahan padat, bahan organik,minyak, lumut, gula, sulfar dan chlorida.

#  Perencanaan Rancangan Campuran Beton ( Job Mix Design Concrete )
Tujuan dari proses perencanaan campuran beton adalah untuk mendapatkan komposisi atau proporsi campuran beton yang sesuai standar mutu beton sehingga beton yang  digunakan pada konstruksi adalah mutu beton sesuai dengan rencana.

#  Percobaab Campuran ( Trial Mix )
Setelah diketahui komposisi atau proporsi campuran beton selanjutnya dilakukan percobaab campuran ( Trial Mix ) pada mesin pengaduk sehingga diperoleh contoh – contoh uji yang dicetak sesuai kebutuhan yaitu kubus atau silinder.


#  Slump Test
Percobaab Slump Test pada beton merupakan salah satu metoda yang digunakan untuk mengetahui Viscositas atau Kekentalan beton segar. Percobaab Slump Test dilakukan sebelum percetakan benda uji.


#  Perendaman Benda Uji
Beton yang telah dicetak dalam benda uji, kemudian dikeluarkan dari cetakan setelah beton berumur 24 jam, kemudian benda uji direndalam bak air. Proses perendaman benda uji sesuai dengan umur beton yang direncanakan, misalnya 3, 7, 14, 21, 28 hari.

#  Uji Kuat Tekan
Benda uji baik berupa kubus atau silinder selanjutnya dapat di uji tekan pada mesin tekan sesuai dengan umur beton yang telah direncanakan seperti diatas. Setelah benda uji kuat tekan dilakukan maka didapat atau dihasilkan Kuat Tekan Beton ( α hancur ).

#  Pelaporan
Dari evaluasi uji kuat tekan tersebut akan didapat Nilai “Kuat Tekan Beton” yang dirancang, sehingga dapat diketahui tercapai atau tidaknya Kuat Tekan yang ditargetkan ( f’cr ). Dari hasil pemeriksaan keseluruhan dirangkum dalam bentuk laporan

#  Pemeriksaan Beton Dengan Concrete Hammer Test
Pengujian kuat tekan beton dengan Concrete Hammer Test (Baca : Pengujian Beton Dengan Concret Hammer Test ). Maksud pengujian beton dengan alat Concrete Hammer test adalah untuk mengetahui kuat tekan beton yang telah di cor dilapangan. Pengujian beton dengan Concret Hammer Test dilakukan pada umur diatas 14 hari.


Demikianlah penjelasan tentang Proses Pembuatan Beton semoga penjelasan diatas dapat bermanfaat.



Baca Artikel...

Rumus Berat Besi

Rumus mencari berat besi
Dalam pekerjaan konstruksi bangunan, material besi sangat diperlukan, selain bahan atau material lainnya seperti semen, pasir, air dan split. Besi sangat vital terutama pada konstruksi bangunan bertingkat. Pemakaian besi apakah besi polos atau ulir tergantung dari konstruksi bangunan tersebut. 

 Untuk menghitung berapa berat besi per meter, dipakai rumus sebagai berikut:
          Berat besi/m'= 0,006165 x diamter (D) mm x diameter (D) mm  
   Keterangan : D – diameter besi

Untuk menghitung berapa berat besi per batang, dipakai rumus sebagai berikut:
     Berat besi/batang= 0,006165 x diamter (D) mm x diameter (D) mm  x 12 m
   Keterangan : D – diameter besi

Berikut Daftar Berat Besi

1. BESI BETON / MILD STEEL ROUND BARS
Besi Beton/Mild Steel Round Bars
 
2. BESI PLAT HITAM / MILD STEEL PLATES
Besi Plat Hitam/Mild Steel Plates


Semoga penjelasan diatas dapat bermanfaat bagi kita semua.


Baca Artikel...

Penyelidikan Tanah Dengan Alat Sondir (laporan Soil Test)

Hasil Penyelidikan Tanah pada Bab IV kita bahas Pengujian sondir yang merupakan salah satu pengujian penetrasi yang bertujuan untuk mengetahui daya dukung tanah pada setiap lapisan serta untuk mengetahui kedalaman lapisan pendukung (bearing strata) yaitu lapisan tanah keras. Kriteria lapisan tanah keras pada pengujian dengan menggunakan sondir ringan kapasitas mesin 2,5 ton adalah merupakan suatu lapisan tanah yang memiliki nilai konus (qc) yang lebih besar dari 150 kg/cm2. Akan tetapi pada tanah-tanah kohesif yang mempunyai tahanan friksi yang besar, seringkali nilai konus sebesar 150 kg/cm2 tersebut belum tercapai sedangkan total tahanan friksi yang timbul pada sepanjang stang sondir yang tertanam telah melampaui kapasitas mesin yaitu lebih besar dari 2,5 ton.

penyelidikan tanah dengan alat sondir


Pada kondisi yang demikian untuk memasukkan keseluruhan stang sondir sangat berat, dengan demikian pengujian terpaksa harus dihentikan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Bila kedalaman tanah keras masih tetap ingin diketahui maka perlu dilakukan pengujian penetrasi yang menggunakan mesin sondir dengan kapasitas yang lebih besar. Data hasil pengujian sondir disajikan dalam bentuk tabel serta dalam bentuk kurva hubungan kedalaman dengan nilai konus, qc dan nilai kumulatif total friksi sebagaimana dapat dilihat pada lampiran dari laporan ini. Pada Pengujian titik  sondir kedalaman maksimum yang dapat dicapai adalah yang ditunjukkan dalam Ringkasan hasil uji sondir di lokasi seperti pada tabel 4.1.


 Tabel 4.1. Ringkasan Hasil Uji Sondir Ringan
Ringkasan hasil uji sondir 
Hasil Pengujian Tanah di Laboratorium
Contoh tanah undisturbed dan contoh disturbed yang diperoleh dari pengeboran di lapangan selanjutnya diuji di laboratorium. Adapun identitas serta letak kedalaman contoh tanah yang diuji sebagaimana diperlihatkan pada tabel 4.2. Dari pengujian di laboratorium tersebut didapatkan Nilai kadar air, Berat Jenis, Atterberg Limits, Kuat Tekan Bebas, Berat Isi, Direct Shear, Sieve Analysis, dan Konsolidasi. Ringkasan hasil pengujian di laboratorium seperti diberikan pada tabel 4.2. Sedangkan data-data hasil pengujian laboratorium selengkapnya dilampirkan pada halaman lampiran dari laporan ini.

Tabel 4.2. Identitas Contoh Tanah Undisturbed dan Lokasi Pengambilan

Identitas contoh tanah undisturbed 

 Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Laboratorium
Ringkasan hasil uji laboratorium













Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Terimah kasih.
Baca Artikel...

Perencanaan Talud Tepian Sungai (Laporan Soil Test)

penyelidikan tanah dengan alat sondir

Pada BAB III Pekerjaan perencanaan talud tepian sungai meliputi pekerjaan Persiapan, Pengujian Lapangan yang terdiri dari Pengujian Sondir dan Pekerjaan Bor, Tahap Pengujian di Laboratorium dan terakhir adalah Tahap Analisa Data.
3.1.Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan pembentukan tim pelaksana pekerjaan yang akan bekerjasama dalam melakukan pekerjaan. Organisasi tim pelaksana terdiri dari satu orang chief technicion yang akan dibantu oleh beberapa surveyor dan tenaga penunjang. Kegiatan yang tercakup dalam tahap ini adalah :
a. Melakukan kunjungan lokasi (site visit)
b. Persiapan data awal
c. Persiapan peralatan survey lapangan


3.2. Tahap Pengujian di Lapangan
3.2.1. Pengujian Sondir

Metode pelaksanaan pekerjaan penyelidikan tanah dengan menggunakan sondir adalah sebagai berikut :
1. Memasang mesin sondir pada posisi yang akan diperiksa dengan menggunakan angkur. Mesin sondir dipasang vertikal dan pengisian minyak hidrolik harus bebas dari gelembung udara.
2. Kemudian memasang bikonus sesuai kebutuhan pada ujung pipa pertama.
3. Memasang rangkaian pipa pertama beserta bikonus tersebut pada mesin sondir.
4. Kemudian menekan pipa tersebut untuk memasukkan bikonus sampai kedalaman tertentu (umumnya setiap 20 cm). 
5. Setelah itu batang sondir ditekan.
Pada tahap penetrasi ini pertama-tama akan menggerakkan ujung konus ke bawah sedalam 4 cm dan membaca manometer sebagai perlawanan penetrasi konus. Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung ke bawah sedalam 8 cm, dan membaca manometer sebagai hasil jumlah perlawanan (JP) yaitu perlawanan penetrasi konus (PK) dan hambatan lekat (HL).
6. Kemudian pipa dan batang sondir ditekan sampai kedalaman berikutnya yang diukur. Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm.
7. Pengujian dilakukan hingga pembacaan nilai konus  150 kg/cm2 atau nilai kumulatif total friksi melebihi kapasitas mesin yaitu sebesar 2,5 ton.

Peralatan sondir yang digunakan adalah terdiri dari :
1. Satu unit pesawat sondir ringan kapasitas 2,5 ton.
2. Satu buah Manometer 0 – 60 kg/cm2.
3. Satu buah Manometer 0 – 250 kg/cm2.
4. Satu buah Bikonus tipe Begemann.
5. Tiga puluh stang sondir panjang @ 1 meter beserta perlengkapan lainnya.

3.2.2. Pekerjaan Bor 
Metode pelaksanaan pekerjaan pengambilan sample tanah undisturb di lapangan sebagai langkah awal untuk mendapatkan parameter tanah yang diinginkan adalah sebagai berikut:
1. Memasang seperangkat alat bor dangkal yang terdiri dari “kop”, beberapa stang besi yang dihubungkan oleh besi “T” untuk memutar alat bor dangkal.
2. Menancapkan bor dangkal di permukaan tanah kemudian diputar sampai alat bor masuk kedalam tanah.
3. Setelah alat bor dangkal masuk kedalam tanah dan mencapai kedalaman yang diinginkan, alat tersebut ditarik keluar dan tanah yang tertinggal di dalam “kop” diambil lalu dimasikkan ke dalam tabung.
4. Setelah tanah sample dimasukkan ke dalam tabung besi, lubang pada tabung besi kemudian ditutup dengan lilin yang sebelumnya telah dilelehkan.

Adapun sample tanah disturb diambil dari titik yang sama dengan sample tanah undisturb hanya saja sample tanah ini cukup dimasukkan dalam karung tanpa perlu di isolasi dari udara luar seperti halnya sample undisturb.

Pengambilan tanah dengan alat bor tangan
Peralatan bor dangkal yang digunakan dilapangan adalah :
1. Kepala bor atau “Kop”
2. Stang bor panjang 1 meter
3. Alat “T ” untuk menghubungkan stang bor dengan gagang pemutar.
4. 2 buah gagang pemutar alat bor dangkal.
5. Beberapa alat Bantu seperti kunci pipa, tali, lilin dll.




3.3. Tahap Pengujian di Laboratorium
Prosedur pelaksanaan pengujian di laboratorium dilakukan dengan mengikuti ASTM standard 1985 yang meliputi :
1. Gradasi ASTM D-422
2. Kadar Air ASTM D-2216
3. Berat Volume Massa
4. Specific Gravity ASTM D-854
5. Atterberg Test ASTM D-4318
6. Test Konsolidasi ASTM D-2435
7. Direct shear ASTM D-3080 

Peralatan laboratorium yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Particle Size Distribution & hydro meter app.
b. Specicific Gravity test app.
c. Plastic & limit app.
d. Consolidation test app.
e. Direct Shear test app.

3.4. Tahap Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan menggunakan beberapa software komputer yang lazim digunakan. Data hasil pengujian sondir disajikan dalam bentuk tabel dan bentuk kurva hubungan kedalaman dengan nilai konus, qc dan nilai kumulatif total friksi. Data hasil pengeboran disajikan dalam bentuk boring log.

Demikian penjelasan Perencanaan Talud Tepian sungai. Semoga bermanfaat bagi rekan-rekan di bidang konsultan teknik Sipil.

Baca Artikel...