Pengertian Dan Klasifikasi Agregat

Dalam pekerjaan konstruksi terutama pekerjaan beton salah satu bahan pencampur beton adalah  “Agregat “ selain bahan lainnya seperti semen, pasir dan air. Agregat adalah bahan berbutir yang mempunyai komposisi mineral seperti pasir, kerikil, batu kapur atau batu pecah atau mineral lain baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral padat dan mempunyai ukuran besar maupun kecil atau fragmen-fragmen.
Pengertian Dan Klasifikasi Agregat


Penggunaan agregat selain untuk bahan campuran beton juga bisa digunakan untuk pengunaan lain seperti lapis perkerasan jalan, bantalan kereta api dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan pekerjaan Lapis Perkerasan Jalan penggunaan agregat terdiri dari Agregat Kelas C, Agregat Kelas B dan Agregat Kelas A.

Pengertian Agregat adalah bahan berbutir yang mempunyai komposisi mineral seperti pasir, kerikil,
bahan kapur atau batu pecah. Dalam pemakaian agregat, persyaratan sebagai berikut :
1.Bentuk butiran
2.Gradasi
3.Derajat kejenuhan (clean liness)
4.Daya tahan terhadap abrasi
5.Pola permukaan
6.Keadaan pori-pori
7.Daya pelekatan aspal, dan
8.kekeringan agregat


Klasifikasi Agregat

1. Agregat Ringan adalah agregat yang dalam keadaan kering dan gembur mempunyai berat 1100 kg/m3 atau kurang.

2. Agregat Halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi _alami_ bantuan atau pasir yang dihasilkan oleh inustri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm.

3. Agregat Kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari bantuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5-40 mm dan mempunyai ukuran butiran lebih lebih besar dari saringan No.88 (2,36 mm)

4. Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos saringan no. 30 (0,06 mm)
agregat kasar dan agregat halus

Bedasarkan ukurannya, agregat dibagi menjadi agregat kasar dan agregat halus.
1. Agregat kasar, adalah agregat dengan ukuran butirnya tertahan pada saringan No. 4 dan dapat berupa kerikil atau batu pecah ( butir ≥ 5 mm ).
Ukuran agregat kasar terdiri dari 10 mm, 20 mm dan 40 mm dengan susunan gradasi ideal sebagai berikut :
1 : 2 untuk 10 mm dan 20 mm,
1 : 1 ½ : 3 untuk 10 mm, 20 mm dan 40 mm

2. Agregat halus adalah agregat dengan ukuran butirnya lewat pada saringan No. 4 dan dapat berupa pasir alam atau batu pecah kecil ( butir < 5 mm ).

Demikianlah penjelasan tentang Pengertian dan klasifikasi Agregat semoga penjelasan diatas dapat bermanfaat.
Baca Artikel...

Bagian Bagian Pada Alat Ukur Tanah

Alat ukur tanah yang digunakan dalam pengukuran selalu disesuaikan dengan tujuan dan penggunaan dari alat ukur tersebut. Penggunaan alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan beda tinggi di antara dua titik maka digunakan alat ukur Waterpass atau alat Penyipat Datar. Untuk mengukur sudut-sudut, maka alat ukur tanah yang digunakan adalah Theodolit. Alat ukur tanah yang digunakan untuk pengukuran pembuatan peta maka digunakan Boussole Trancher Montagne (BTM).
Meskipun konstruksi alat-alat ukur tanah tersebut berlainan, tetapi alat ukur tanah tersebut mempunyai beberapa bagian-bagian yang sama. Jadi selalu ada bagian-bagian yang selalu didapat pada bermacam-macam alat ukur tersebut.

Bagian Pada alat Ukur Tanah



Bagian-bagian yang selalu ada pada macam-macam alat ukur tanah yaitu :

1. LENSA
Lensa adalah benda yang dibuat dari gelas dan dibatasi oleh dua bidang lengkung dari bulatan ( bola ). Kedua bidang bulatan ini tidak perlu mempunyai jari-jari yang sama. Garis lurus yang menghubungkan dua titik pusat kedua bidang bulatan dinamakan sumbu optis lensa. Titik pusat optis lensa letak pada sumbu optis lensa. Lensa merupakan bagian dari teropong. Lensa dibagi dalam dua macam yaitu :
a.Lensa yang mempunyai tebal terbesar di tenagh-tengah dinamakan lensa konveks.
b.Lensa yang mempunyai tebal terbesar di tepinya dinamakan lensa konkap.
Lensa-lensa pada alat optis harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga sumbu optis lensa itu berhimpit.

2. TEROPONG
Teropong dalam bentuk yang sederhana mempunyai dua lensa. Lensa yang berada dimuka dinamakan lensa obyektif (lensa benda) dan lensa yang berada dibelakang dinamakan lensa okuler ( lensa mata ). Dua lensa ini ditempatkan sedemikian rupa sehingga kedua sumbu optisnya berhimpit. Lensa obyektif mempunyai jarak titik api besar dan lensa okuler mempunyai titk api kecil, karena lensa okuler harus bekerja sebagai lup.

3. SUMBU-SUMBU
Teropong dalam  pengukuran harus bisa digerakkan kearah mendatar dan arah tegak. Karena teropong harus bisa digerakkan kearah mendatar dan arah tegak, maka teropong dilengkapi dengan sumbu tegak untuk gerkan mendatar dan sumbu mendatar untuk gerakan tegak.

Sumbu tegak dinamakan sumbu kesatu dan sumbu mendatar dinamakan sumbu kedua. Pada alat lama sumbu kesatu
mempunyai bentuk yang kronis, sedangkan pada alat yang baru mempunyai bentuk yang silindris.

4. NIVO
Pada saat melakukan pengukuran dengan alat ukur tanah, baik pengukuran mendatar maupun pengukuran tegak, sumbu kesatu harus tegak lurus dan sumbu kedua tegak lurus pada sumbu kesatu. Untuk mencapai kedua sumbu tersebut tegak lurus maka digunakan alat yang dinamakan Nivo.
Nivo menurut bentuknya ada dua macam;
1.Nivo Kotak
2.Nivo Tabung

Nivo Kotak dan Nivo Tabung


 5. ALAT PEMBACA PADA SKALA LINGKARAN
Pengukuran-pengukuran pada ilmu ukur tanah perlu sekali adanya suatu cara agar dapat ditentukan keadaan garis bidik teropong. Keadaan garis bidik teropong selalu diambil terhadap suatu lingkaran yang diberi skala dengan membagi lingkaran dalam 360 derajat atau 400 derajat dan bagian-bagiannya.

Keadaan garis bidik teropong terhadap skala lingkarandinyatakan dengan alat pembaca pada skala lingkaran. Sedangkan alat pembaca itu perlu turut berputar dengan garis bidik.

Supaya alat pembaca dapat digunakan untuk menentukan keadaan garis bidik terhadap skala lingkaran, maka alat pembaca haruslah memutar bersama-sama dengan garis bidik.

Alat pembaca dapat mempunyai bentuk sebagai berikut :
a.Garis lurus
b.Garis lurus yang dilengkapi dengan skala
c.Nonius
d.Garis lurus yang digeserkan dengan menggunakan mikrometer

6. STATIF
Pada wakktu penggunaan alat ukur tanah harus ditempatkan diatas statif atau kaki tiga. Ketiga kaki dipasang pada kepala statif dengan perantara baut dengan mur sayap.

Demikianlah penjelasan tentang bagian-bagian pada alat ukur tanah. semoga bermanfaat. Terimah kasih
Baca Artikel...

Pengukuran Beda Tinggi

Pengukuran Beda Tinggi dapat diartikan sebagai beda tinggi antara dua titik dipermukaan bumi adalah jarak antara dua bidang Nivo yang masing-masing melalui kedua titik tersebut. Pada umumnya bidang Nivo adalah bidang lengkung. Tapi kalau jarak antara kedua titik tadi masih relatif pendek atau tidak terlalu jauh, maka bidang Nivo tadi dianggap bidang yang mendatar. 

Penjelasan Pengukuran Beda Tinggi ( ∆ HAB)  Dapat dlihat pada gambar dibawah ini :

Pengukuran beda Tinggi = selisih bidang Nivo


∆ HAB = Beda tinggi antara titk A dan Titik B

Bidang Nivo A = Bidang Nivo yang melalui titik A

Bidang Nivo B = Bidang Nivo yang melalui titik B

 Untuk koreksi pembacaan rambu
a. Benang Atas         = BA
b. Benang Tenag     = BT
c. Benang Bawah    = BB

Pembacaan pergi maupun pulang dapat digunakan rumus sebagai berikut :

Rumus =        BT = BA  – BB / 2
                                       
Dengan selsih kesalahan  ≤ 0,002

Pembacaan Beda tinggi perlu dikoreksi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Rumus =        d / Σd x ΣH

Keterangan :     d = Jarak
                           Σd = jumlah jarak keseluruhan
                           ΣH = jumlah kesalahan


Pengukuran beda tinggi antara dua titik dapat ditentukan dengan tiga cara yaitu :
1. Pengukuran beda tinggi dengan cara Barometris yaitu pengukuran beda tinggi dengan perantaraan tekanan udara atau atmosfer.  Alat yang digunakan adalah Barometris baik Barometer air raksa maupun Anaeroid Barometer.

2. Pengukuran beda tinggi dengan cara Trigonometris merupak pengukuran beda tinggi secara
tidak langsung dengan mengukur sudut vertikal dan jarak miring sehingga jarak horizontalnya dapat dicari. Alat yang duginakan memggunakan alat Thedolit dan BTM.

3. Pengukuran beda tinggi dengan cara Sipat Datar adalah pengukuran untuk menentukan beda tinggi secara langsung dengan membuat garis Horizontal. Alat yang digunakan adalah alat Waterpass.

Penjelasan pengukuran beda tinggi antara dua titik di atas akan dijelaskan pada artikel berikutnya.

Demikianlah penjelasan tentang Pengukuran Beda Tinggi atau Selisih Bidang Nivo, semoga bermanfaat. Terimah kasih.

Baca Artikel...

Alat Ukur Waterpass

Waterpasa adalah alat ukur penyipat datar dengan teropong yang dilengkapi dengan nivo dan sumbu mekanis tegak sehingga teropong dapat berputar kearah horizontal. Waterpass digunakan untuk mengukur perbedaan tinggi suatu
titik yang akan ditentukan ketinggiannya bedasarkan suatu sistem referensi atau bidang acuan.


Alat Ukur Waterpass atau alat ukur penyipat datar




Bagian-bagian alat ukur Waterpass antara lain :
1. Tribrack berfungsi sebagai alat penyangga alat
2. Kiap berfungsi untuk mengatur kedataran bidang
3. Lingkaran Horizontal  berfungsi sebagai bacaan sudut horizontal
4. Penggerak Halus Horizontal berfungsi untuk mengatur gerakan horizontal pada target atau objek.
5. Kunci Penggerak Halus Horizontal berfungsi untuk mengunci apabila gerak halus horizontal telah mengenai objek  atau target agar tidak berubah.
6. Nivo Kotak
    Nivo kotak berfungsi untuk mengetahui posisi alat apakah alat sudah berada dalam posisi datar atau belum.
7. Tombol fokus/Mikrometer berfungsi untuk
8. Lensa berguna untuk mengamati objek yang dibidik
9. Visir berfungsi untuk melihat target secara kasar
10.Teropong berfungsi untuk memperjelas penglihatan pada benang diafragma.



bagian-bagian alat pada waterpass

 Cara menggunakan alat waterpass adalah sebagai berikut :
1. Dirikan alat tripod pada posisi yang telah ditentukan.
2. Kemudian alat Waterpass ditempatkan diatas tripod. 
3. Pastikan nivo berada ditengah dengan cara  mengatur Kiap
4. Pastikan bahwa posisi alat waterpas harus dalam keadaan datar
5. Dirikan alat rambu pada tempat yang akan di ukur dan alat rambu dalam keadaan tegak
6. Bila alat sudah siap lakukan pengukuran dengan melakukan pembacaan benang atas, benang tengah dan benang bawah.
7. Atur fokus benang diafragma dan gerak halus horizontalnya
8. Kunci gerak halus horizontalnya
9. Setelah semua dilakukan , maka catat hasil pengukuran.

Demikanlah penjelasan tentang alat ukur Waterpass. semoga bermanfaat. Terimah kasih.

Baca Artikel...

Menghitung Luas Pasangan Keramik

Perencanaan bangunan terutama dalam hal menghitung volume disetiap item pekerjaan merupakan satu kesatuan dimulai tahap awal yaitu survey lokasi hingga bisa diketahui jenis pondasi yang akan digunakan, beda tinggi dan lain sebagainya. Setelah selesai survey lokasi langka selanjutnya adalah menggambar bangunan yang direncanakan dan terkahir menghitung volume setiap item pekerjan bangunan tersebut.

Cara Menghitung Luas Pasangan Keramik




Pada kesempatan ini Saya akan berbagi bagaimana cara mengitung luas pasangan keramaik.
Salah satu contoh pasangan keramik yang Saya hitung adalah bangunan gedung Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) 3 lokal.
Data bangunan  gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3 lokal adalah :

1. Lebar                                       :  7 m
2. Panjang                                   :  9 m
3. Panjang 3 lokal                      :  27 m
4. Lebar Teras                            :  2 m
5. Panjang Teras                       :  27 m
6. Tebal dinding bangunan     :  12 cm ≈ 0,12

Hitungan sebagai berikut :

1. Mengitung luas lokal bangunan

   ( 7 – 0,12 ) x ( 9 – 0,12 ) = 61, 09 m

   61,09 x Jumlah lokal gedung = 61,09 x 3 = 183,28 m

2. Menghitung luas teras depan

   Lebar teras : 2 m dan panjang teras 27 m , jadi :

   =( 2 – 0,06 ) x 27 = 52,38 m
  
   # angka 0,06  didapat dari tebal dinding bangunan sekolah yaitu 12 cm, jadi kita bagi 2 didapat 0,06

3. Jadi total luas Pasanga keramik untuk 3 lokal bangunan sekolah ditambah teras depan adalah :
   = Luas lokal bangunan + Luas Teras  sekolah
   =  183,28 m + 52,38 m
   = 235,66  M2
 


Denah pola lantai pasangan keramik 3 lokal






Demikanlah cara menghitung luas pasangan keramik, saran dan masukan sangat berati bagi saya. Terimah kasih.


Baca Artikel...

Apa Itu Ilmu Ukur Tanah

Ilmu Ukur Tanah atau Surveying adalah ilmu yang mempelajari pengukuran-pengukuran yang diperlukan untuk menentukan letak relatif titik-titik diatas atau dibawah permukaan bumi ataupun sebaliknya memasang kembali titik-titik tersebut. 


Ilmu Ukur Tanah atau Surveying



Ilmu Ukur Tanah sebagai ilmu dasar yang merupakan cabang dari Ilmu Geodesi yang mempunyai ruang lingkup yang cukup luas dalam hal pekerjaan ukur tanah. Pekerjaan pengukuran yang berhubungan dengan Teknik Sipil baik pada proyek-proyek pembangunan pada saat perencanaan meliputi pekerjaan bidang jalan, pekerjaan jembatan, pekerjaan gedung, pekerjaan pembuatan saluran irigasi dan pekerjaan pembuatan dam.

Pelaksanaan dilapangan terhadap proyek konstruksi Ilmu Ukur tanah sangat penting terutama dalam hal pengukuran yaitu pengukuran sudut atau arah, pengukuran jarak, pengukuran beda tinggi dan pengukuran topografi.

Alat ukur yang digunakan dalam Ilmu Ukur Tanah meliputi yaitu alat ukur tanah sederhana antara lain pita ukur, rantai ukur dan spedomerter. Kedua alat ukur sudut antara lain Salib Ukur, Cermin Sudut, Prisma, Equare, Pantometer dan Kompas.

Kita ketahui bahwah permukaan bumi tidak rata, oleh karean itu dalam pengukuran agar titik-titk permukaan bumi yang tidak rata bentuknya dapat dipindahkan ke atas bidang datar atau peta, biasanya diperlukan bidang perantara yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Perantara tersebut adalah :
1. Bidang Ellipsoide dengan ketentuan luas daerah lebih besar dari 5.500 Km2. Elipsoide dengan sumbu kecilnya sebagai sumbu putar. 
2. Bidang Bulatan untuk luas yang mempunyai ukuran terbesar kurang dari 100 Km. Jari-jari bulatan ini dipilih sedemikian hingga bulatan menyinggung permukaan bumi dititik tengah daerah.
3. Bidang datar, bilamaan mempunyai ukuran terbesar tidak melebihi 55 km ( kira-kira 10 jam perjalanan ).

Dengan  tiga bidang diatas, maka permukaan bumi yang tidak beraturan tersebut dapat dipindahkan ke dalam peta yang datar.

Alat ukur untuk pekerjaan pengukuran dilapangan diperlukan tanda-tanda sebagai titik-titik yang terdiri dari Yalon dan Patok. Sedangkan alat ukur Penyipat Datar Sederhana terdiri dari 2 macam yaitu pertama alat ukur Penyipat Datar dari kayu dan logam, kedua alat ukur dari selang plastik.

Untuk proyek-proyek konstruksi skala besar alat ukur tanah yang dipergunakan antara lain :
1. Pesawat Penyipat Datar (PPD) yang digunakan untuk pengukuran Sifat Datar.
2. Teodholit merupakan alat ukur tanah yang berguna untuk melakukan pengukuran sudut mendatar dan sudut tegak.

Demikianlah penjelasan tentang apa itu Ilmu Ukur Tanah. Masukan dan kritikan sangat membantu. Terimah kasih.


Baca Artikel...

Ground Handling

Dalam dunia penerbangan kata " Ground handling "  sering kita jumpai, selain kata – kata lain seperti “ Ground Service, Ground operation dan Airport Service “. Dari semua kata  - kata itu mengandung pengertian yang sama yaitu merunjuk pada suatu aktivitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya, kargo, pos, peralatan pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri selama berada di bandara, untuk keberangkatan (departure) maupun untuk kedatangan atau ketibaan (arrival).


Ground handling berasal dari dua kata yaitu ground dan handling

Ground handling dalam pengertian yang sangat sederhana adalah pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan pesawat di apron, penanganan penumpang dan bagasinya di terminal dan kargo, serta pos di cargo area.

Ground handling berasal dari kata “ground” dan “handling”. Ground artinya darat atau di darat, yang dalam hal ini di bandara (Airport).
Handling berasal dari kata hand atau handle yang artinya tangan atau tangani. To handle berarti menangani, melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan penuh kesadaran. Handling berarti penanganan atau pelayanan (service to service).


ground handling berasal dari kata ground dan handling
Kegiatan angkutan udara khususnya dalam hal pelayanan penerbangan telah diatur dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Mengenai Ground handling telah diatur dalam pasal 232 Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang pelayanan jasa di bandar udara.

Kata Ground handling lebih mengacu kepada maskapai penerbangan yang menggunakan jasa pelayanan penumpang dari pihak ketiga. Umumnya dari anak perusahaannya maskapai perusahaan sendiri dan dipercayakan untuk fokus melayani kegiatan penumpang serta bagasi di area bandara.

Dalam pelaksanaan dilapangan istilah Ground handling dikenal dua istilah yakitu ground handling dan self handling. Perbedaan hanya terletak dalam hal menangani, pihak mana yang melakukan jasa pelayanan di bandar udara. 

Ground handling lebih mengacu kepada perusahaan maskapai yang menggunakan jasa pelayanan penumpang dari pihak ketiga, biasanya dari anak perusahaan maskapai dan tugasnya untuk jasa pelayanan penumpang dan begasi di area bandar udara.

Self handling artinya yang melakukan jasa pelayanan kepada penumpang adalah karyawan perusahaan maskapai itu sendiri. Sistem self handling dalam hal jasa pelayanan di bandar udara tidak boleh menggunakan karyawan outsourcing.

Ruang Lingkup Ground Handling
Ruang lingkup atau batasan pekerjaan Ground Handlin” ada dua yaitu :
1. Pre-Flight
Kegiatan penanganan terhadap penumpang berikut bagasinya dan kargo serta pos dan pesawat sebelum keberangkatan (di bandara asal/origin station).
2. Post Flight
Kegiatan penanganan terhadap penumpang beserta bagasinya dan kargo serta pos dan pesawat setelah penerbangan (di bandara tujuan/destination).

Tujuan Ground Handling
Ground handling mempunyai tujuan atau target-target/sasaran-sasaran yang ingin dicapai, yakni:
1.Flight Safety
2.On Time Performance
3.Customer Satisfaction
4.Reliability

Demikianlah penjelasan tentang Ground handling, semoga bermanfaat. Terimah kasih.

Baca Artikel...