Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa perkerasan pada konstruksi jalan dibagi menjadi dua jenis yaitu perkerasan lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (riqid pavement). Struktur dari Perkerasan kaku (rigid pavement) umumnya terdiri dari tanah dasar, lapis pondasi bawah dan lapis beton semen dengan atau tanpa tulangan. Pada kesempatan ini akan melanjutkan lagi pembahasan tentang konstruksi perkerasan beton (rigid pavement).
1. PEKERJAAN PERKERASAN BETON PADA DAERAH CURAM
Untuk perkerasan jalan beton dengan kemiringan memanjang lebih besar dari 3 %,
maka harus ditambah dengan Angker Panel (Panel anchored) dan Angker Blok (Anchor Block).
Jalan dengan kondisi ini harus dilengkapi dengan angker yang melintang untuk keseluruhan
lebar pelat sebagaimana diuraikan pada Tabel dan diperlihatkan pada Gambar dibawah ini.
2. SAMBUNGAN PERALIHAN ANTARA PERKERASAN ASPAL DAN BETON
Sambungan peralihan antara perkerasan aspal dengan perkerasan beton Perlu adanya Slab Transisi dan Perlu adanya Batang Pengikat. Pada gambar dibawah ini dapat dilihat typical sambungan
peralihan antara perkerasan aspal dan perkerasan beton.
3. PELAPISAN TAMBAHAN PERKERASAN BETON ASPAL DI ATAS
PERKERASAN BETON
Struktur perkerasan beton semen harus dievaluasi agar supaya tebal efektifnya dapat dinilai
sebagai aspal beton. Untuk menentukan tebal efektif (Te) setiap lapisan perkerasan yang ada
harus dikonversikan kedalam tebal ekivalen aspal beton sesuai dengan Tabel 12. Dengan
demikian tebal lapis tambahan yang diperlukan, dihitung berdasarkan perhitungan lapis
tambahan pada perkerasan lentur.Dalam menentukan tebal ekivalen perkerasan beton semen
perlu memperhatikan kondisi dan daya dukung lapisan beton semen yang ada.
Apabila lapisan-lapisan perkerasan telah diketahui dan kondisinya ditetapkan, kemudian
faktor konversi yang sesuai dipilih pada Tabel berikut dan tebal efektif dari setiap lapisan dapat
ditentukan.
Tebal efektif setiap lapisan merupakan hasil perkalian antara tebal lapisan dan faktor
konversi. Tebal efektif untuk seluruh perkerasan merupakan jumlah tebal efektif dari masing-
masing lapisan.
Tebal lapisan tambahan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Tr = T – Te
Keterangan :
Tr = tebal lapis tambahan
T = tebal perlu berdasarkan beban rencana dan daya dukung tanah dasar dan atau
lapis pondasi bawah dari jalan lama sesuai prosedur yang telah diuraikan
Te = tebal efektif perkerasan lama
Tebal lapis tambahan perkerasan lentur yang diletakkan langsung di atas perkerasan beton semen
dianjurkan minimum 100 mm. Apabila tebal lapisan tambahan lebih dari 180 mm, konstruksi
lapis tambahan dapat menggunakan lapisan peredam retak sebagai mana terlihat pada Gambar
berikut.
4. PENGAMBILAN SLUMP BETON
Untuk Perkerasan beton semen pada umumnya dipersyaratkan nilai slump antara 2.5 – 6.0 cm
hal ini tergantung dengan peralatan penghampar yang digunakan
1. Untuk jenis fixes form (ACUAN TETAP) Slump 4.0 – 6.0 cm
2. Untuk jenis slip form (ACUAN BERGERAK) Slump max 5.00 cm
Toleransi ± 2.00 cm dari slump optimum(speksifikasi)
Demikianlah penjelasan tentang Pekerjaan Lapisan Perkerasan Beton , semoga bermanfaat. Terimah kasih.